in

Tiaranisa’I Fadhilla, Wisudawan Cumlaude ITS Berusia 19 Tahun Aktif Berorganisasi

Tiaranisa'i Fadhilla. Foto: ITS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar kelulusan berupa upacara Wisuda ke-125 pada 26-27 Maret 2022 mendatang. Dalam acara kelulusan tersebut, ada wisudawan termuda yang dinobatkan ITS.

Wisudawan tersebut adalah Tiaranisa’i Fadhilla dari Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS. Dia berhasil menyandang wisudawan termuda setelah meraih gelar sarjana di usia yang masih 19 tahun 3 bulan.

Dalam perjalanan Tiara di dunia pendidikan, usia muda pada suatu jenjang bukanlah hal baru. Hal ini bermula sejak awal mengenyam bangku pendidikan, ia sudah mulai lebih dini.

Pada umur 3,5 tahun ia sudah terdaftar di sekolah Taman Kanak-kanak (TK), lalu saat usia 5,5 tahun langsung mengenyam bangku pendidikan dasar di SD Sukorame 1 Kediri.

Wisudawan asal Kediri ini bercerita, ketika melanjutkan jenjang di Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai mencicipi program akselerasi yang ditawarkan.

Dengan sistem program 4 Sistem Kredit Semester (SKS), Tiara sanggup mempersingkat waktu belajar yang mulanya tiga tahun menjadi dua tahun. Tiara pun sempat merasa apa yang dilaluinya mempunyai ritme yang lebih cepat daripada teman-teman lainnya.

“Karena saya ambil program tersebut, jadi kurang bisa mengeksplor maksimal kegiatan di luar akademik, tapi untungnya waktu itu saya sempat ikut (kegiatan) jurnalistik,” ungkapnya dikutip dari laman ITS, Jumat (25/3/2022).

Berbekal pengalaman semasa SMP, Tiara juga kembali mengambil program percepatan di SMA 2 Kediri yang membuka program serupa dan berhasil lulus SMA di tahun 2018.

Alumnus SMPN 4 Kediri ini mengatakan dirinya tetap menikmati masa berharganya di SMA. Hal itu karena ia aktif mengikuti ekstrakulikuler yang diinginkan. Menurutnya, semua bisa dinikmati asalkan bisa membagi waktu dengan seimbang.

“Karena walau momen emas di SMA saya cepat bukan berarti saya tidak bisa merasakannya dengan teman-teman yang lain, dan di lain hal tentu akademik tetap menjadi nomor satu,” terangnya.

Motivasinya untuk menjadi siswi akselerasi waktu itu datang dari sang kakak. Karena saat itu kakaknya mengikuti program serupa dan mampu menjalaninya dengan baik.

Di sisi lain, ia ingin meringankan beban dan dapat dukungan orang tuanya. Dari hal tersebutlah, ia mantap bertekad untuk menjadi pembelajar tercepat di angkatannya.

Mengambil Jurusan Statistika

Setelah lulus dari SMA, perempuan kelahiran 1 Desember 2002 ini kemudian memilih jurusan Statistika di ITS sebagai langkah selanjutnya dalam menempuh ilmu.

Tiara menuturkan, dahulu menjadi aktuaris adalah mimpinya, karena aktuaris merupakan profesi yang dibutuhkan dan sedang banyak peminat.

Melihat hal tersebut, saat itu Program Studi (Prodi) Aktuaria ITS sempat menjadi targetnya. Namun melihat Departemen Statistika ITS telah mempunyai kerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) dan mempunyai akreditasi yang bagus, ia akhirnya memilih departemen tersebut.

“Tapi seiring berjalannya kuliah saya tidak minat jadi aktuaris lagi sih,” ungkapnya lebih lanjut.

Aktif Berorganisasi

Tiara mengaku selama kuliah mendapatkan banyak dukungan sekaligus bantuan dari sesama temannya, termasuk juga untuk hal yang di luar akademiknya.

Bahkan selama 3,5 tahun berkuliah di ITS, Tiara mengatakan cukup puas dalam kontribusi aktifnya menjabat di berbagai organisasi di ITS. Mulai dari menjadi ketua di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ITS Foreign Language Society (IFLS) 2020/2021 hingga Ketua Lembaga Minat Bakat (LMB) ITS 2021/2022.

Selain berkarya dalam kontribusi manajerial, Tiara juga menunjukkan kemampuannya menjadi asisten dosen di mata kuliah Statistical Quality Control (2021) dan Statistics Data Mining (2022) serta mengikuti program Kerja Praktik (KP) dan magang di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

“Kemarin di sana (Kemdikbudristek,) sempat menjadi tim satuan tugas (satgas) penjamin mutu pendidikan dan tim perancangan yang bertugas dalam analisis kebijakan, analisis dampak pandemi terhadap akses pendidikan, dan lain-lain,” paparnya.