in ,

Staycation Sebagai Pilihan Menikmati Liburan Aman

Meski di situasi pandemi dan masyarakat bahkan masih memilih swakarantina, sebagian dari mereka justru memilih staycation sebagai liburan aman. Tren liburan ini belakangan begitu dinikmati dan menjadi pilihan ketika libur panjang.

Setelah melewati rutinitas kerja harian yang cukup menguras tenaga dan pikiran, staycation yang dianggap mampu memulihkan kembali energi serta kesegaran pikiran itu, bisa tetap dilakukan tanpa mesti jauh-jauh ke luar kota atau tempat wisata, dan tanpa berinteraksi dengan banyak orang.

Minat masyarakat untuk staycation terus meningkat terutama menjelang libur panjang cuti akhir pekan ini. Mereka sejenak menepi ke penginapan di lokasi yang jauh dari keriuhan, hingga menikmati lanskap pemandangan yang ditawarkan dari lokasi staycation. Ada yang memang memilih untuk staycation sendirian, atau bahkan ada juga yang memilih untuk staycation bersama orang-orang tercinta.

Biro perjalanan daring kebanjiran pesanan

Vice President Marketing Traveloka Accommodation, yakni Shirley Lesmana, mengatakan bahwa berdasarkan data internal, biro perjalanan daring itu mencatat tren permintaan staycation di dalam kota terus melejit sejak bulan Juni silam. Pelonjakan itu terlihat di beberapa kota besar dibandingkan bulan sebelumnya.

“Sejak bulan Agustus 2020 pola peningkatan pemesanan sejalan dengan tren staycation dan road trip di mana kota tujuan sepanjang jalur Trans Jawa, antara lain Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, hingga Bali dan Trans Sumatra,” urai Shirley, pada Selasa, 27 Oktober 2020.

Masyarakat kian berminat untuk menginap di tempat yang telah menerapkan protokol CHSE (Clean, Health, Safety and Environment Sustainibility) yang didasari Buku Panduan Hotel dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Shirley juga menambhakan bahwa semenjak program Traveloka Clean Accomodation diluncurkan Juni lalu, ada peningkatan jumlah pencarian dan permintaan sebesar 220 persen di aplikasi. “Ada lebih dari 1.000 mitra hotel, vila, apartemen, dan resort di lebih dari 90 kota di Indonesia yang berkomitmen untuk turut serta dalam program tersebut,” tambahnya.

Kenaikan minat staycation juga dirasakan biro perjalanan daring lainnya. Pegipegi mengungkapkan bahwa lokasi staycation yang paling banyak diminati adalah kota-kota besar di Indonesia.

“Untuk top 5 cities, masih di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, dan Semarang,” ungkap Busyra Oryza, Corporate Communications Manager Pegipegi.

Lebih jauh lagi Pegipegi memprediksi bahwa di kota-kota besar itu bakal jadi destinasi favorit libur panjang kali ini, dilihat dari data pemesanan tiket pesawat sejak pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  pada Juni lalu. Setelah pembatasan melonggar, masyarakat yang selama ini berdiam diri di rumah, mulai berani untuk liburan ke luar kota.

“Jika kami lihat periode pemesanan tiket pesawat sejak dilakukannya pelonggaran PSBB Juni lalu hingga saat ini, lima destinasi favorit diantaranya adalah Medan, Jakarta, Makassar, Padang dan Pontianak,” tutup Busyra.

Jadi, memang amankah staycation?

Ahli epidemiologi dari Griffith University, yakni Dicky Budiman, mengatakan bahwa pergi ke luar kota saat ini seharusnya belum dapat dilakukan. Ia memahami jika banyak masyarakat yang sudah merasa jenuh tinggal di rumah. Namun Dicky mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 di Indonesia belum terkendali dengan baik.

“Kondisinya masih jauh dari normal. Meski pemerintah mengatakan kasus menurun, ini bukan sesuatu yang bisa dianggap aman. Karena dari hasil tes, positivity rate-nya masih di atas 10 persen selama hampir empat bulan terakhir. Ini berarti penyebarannya masih tinggi,” kata Dicky pada Kompas Sains.

Lebih jauh lagi Dicky menyarankan, bagi masyarakat yang ingin pergi berlibur, sebaiknya memilih destinasi di dalam kota saja, untuk mencegah penyebaran virus corona. “Kunci untuk menekan angka penyebaran virus corona itu 2M+3M, membatasi mobilitas, ini artinya sebisa mungkin tidak berpergian, membatasi interaksi, serta terapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” imbuhnya

Staycation di hotel dalam kota saat ini bisa jadi pilihan aman menurut Dicky, tinimbang berkumpul ramai-ramai di rumah keluarga di luar kota. Dengan catatan, mesti memilih hotel yang memiliki dan menerapkan safety plan COVID-19. Mulai dari melakukan pemesanan kamar via online, membatasi kapasitas jumlah tamu yang menginap di hotel, mengatur jumlah tamu hotel yang masuk ke dalam lift, membersihkan dan mendisinfeksi kamar hotel, dan sebagainya.

Menghindari makan buffet (prasmanan) selama staycation di hotel juga sangat krusial. Sehingga saat memilih hotel, perlu dipastikan lebih dulu pada pihak hotel apakah memungkinkan untuk mengantar sarapan ke kamar.

“Memang akan lebih merepotkan bagi pihak hotel, tapi ini demi keselamatan bersama. Makan buffet di restoran hotel memungkinkan interaksi dengan orang lain, entah itu berpapasan, bersenggolan atau bahkan antre dalam jarak dekat,” tutup Dicky yang pernah menjadi tim pengendalian wabah flu burung di Indonesia beberapa tahun lalu.