HALUAN.CO – Ketika pandemi masih menghantam dan masyarakat lebih diharapkan untuk karantina atau bekerja serta melakukan aktivitasnya di rumah, akses akan olahraga yang mesti berlangsung di luar rumah jelas terkendala.
Namun tentu banyak pilihan atau olahraga alternatif lain yang bisa dilakukan meski berada dalam kondisi keterbatasan itu. Salah satunya adalah berolahraga squash yang bisa dilakukan sendiri.
Squash sendiri adalah olahraga dalam ruangan dengan menggunakan raket dan bola yang dipantulkan ke tembok secara saling berbalasan dengan lawan main. Di dinding tempat memantulkan bola, dipasangi garis khusus untuk menjadi batas apakah bola masuk atau keluar. Garis ini pula yang menjadi penentu skor permainan.
Olahraga ini awal mulanya dimainkan di Inggris pada 1800-an. Setelah itu, squash berkembang di negara persemakmuran seperti Malaysia, Hongkong, hingga Australia. Baru setelah tahun 1907, Amerika Serikat pertama kali membentuk sebuah asosiasi olahraga squash bernama United States Squash Association.
Penggunaan raket Squash yang paling populer adalah dengan menggunakan raket yang berbahan aluminium, karbon, dan titanium. Secara kualitas, ketiga bahan ini memiliki karakteristik serta fungsinya masing-masing. Raket berbahan aluminium biasanya memiliki berat 190 gram dengan luas kepala raket 470 cm, serta digunakan untuk tujuan permainan rekreasi.
Untuk raket dari bahan karbon biasanya memiliki berat 130 gram dengan luas kepala raket mencapai 500 cm, yang digunakan untuk permainan-permainan yang agresif. Sementara raket dari bahan titanium yang ditujukan untuk permainan menyerang serta akurasi dan kontrol bola yang tinggi, beratnya dapat mencapai 140 gram dengan luas kepala raket 550 cm.
Adapun bola yang digunakan dalam olahraga squash biasanya terdiri dari empat macam dengan titik-titik berwarna yang membedakannya, yakni putih, kuning, biru, dan merah. Keempat warna ini memiliki karakter kecepatan yang berbeda-beda.
Misalnya, titik putih dengan kecepatan agak lambat, kuning untuk yang lambat, merah agak cepat, serta biru jika kecepatannya sudah cepat. Bola squash ini terbuat dari karet sehingga lebih mudah untuk dipantulkan dalam permainan.
Olahraga squash biasanya dimainkan di ruangan tertutup pada lapangan dengan ukuran panjang 9,75 meter serta lebar 6,4 meter. Squash dapat dimainkan untuk partai tunggal, bisa pula partai ganda menggunakan jaring seperti badminton atau tenis. Pada bagian lapangan, dipasangi dengan board berjarak 14-25 mm dari permukaaan dinding.
Setiap permainan terdiri dari lima set, tetapi jika salah seorang pemain telah memenangkan tiga set, maka ia adalah pemenangnya.
Ada dua macam penilaian angka: sistem tradisional menyatakan bahwa hanya pemain yang melakukan servis (orang pertama yang mulai memukul bola) yang berhak memperoleh angka jika pemain lawan gagal mengembalikan bola hasil pukulan sang pemain atau melakukan kesalahan.
Sementara sistem lainnya yang disebut sistem Amerika, menyatakan bahwa pemenang setiap rally berhak mendapatkan angka tanpa mempedulikan apakah sang pemenang adalah orang yang melakukan servis atau bukan. Dalam pertandingan internasional, sistem penilaian angka yang digunakan adalah sistem tradisional.
Munculnya bunyi akibat benturan bola dan board akan memperlihatkan bahwa pukulan terlalu rendah. Terdapat garis merah yang menghubungkan titik-titik dengan tinggi 4,57 meter pada dinding depan. Ada juga dinding neon di garis merah mendatar yang melintang dengan tinggi 2,47 meter di bawah garis keluar.
Ketika memainkan olahraga squash, seluruh otot akan aktif bergerak. Permainan yang dilakukan di dalam ruangan membuat para pemain terhindar dari serangan matahari langsung. Dalam 30 menit bermain squash, setara dengan latihan kardio dan pernapasan yang impresif. Kegiatan inipun akan membakar lebih dari 517 kalori.
Maka dengan segala yang ditawarkan itu, squash menjadi pilihan alternatif yang menarik bagi masyarakat apabila tetap ingin berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Di samping secara otomatis menerapkan kebijakan interaksi langsung dengan banyak orang.