Sebuah “revolusi industri keempat” berbasis data telah lama diprediksi. Sekarang, tulang punggung platform itu akhirnya menjadi kenyataan. Manfaat yang telah lama dijanjikan dari sistem industri fisik siber sudah terlihat.
Tahun 2019 akan dikenang sebagai tahun di mana konektivitas seluler sejati untuk Internet of Things (IoT) akhirnya berjalan. Saat ini, pengumuman baru dari peluncuran jaringan 4G NB-IoT / LTE-M baru jelas tak kalah mencengangkan. Namun, masa depan industri sedang berpacu menuju generasi kelima (5G) teknologi komunikasi nirkabel.
5G menjanjikan kecepatan secepat kilat, latensi yang hampir tidak terlihat (atau waktu respons komunikasi) dan kapasitas yang sangat meningkat. Keempat operator utama AS memiliki jaringan uji lampu hijau dan implementasi parsial di beberapa kota.
Manfaat mengawinkan dunia fisik dengan teknologi digital telah didiskusikan selama satu generasi. Banyak industri dapat menggunakan kecerdasan yang diperoleh dari sistem yang terhubung, untuk mendapatkan wawasan penting tentang operasi mereka dan cara melakukan perbaikan yang akan membuat perbedaan nyata pada keuntungan mereka.
Meskipun 4G sudah membuat peningkatan dramatis untuk industri di seluruh dunia, 5G-lah yang menciptakan desas-desus yang lebih besar dan menggemparkan. Jani Vilenius, Direktur Riset dan Teknologi di Sandvik, mengatakan bahwa data telah menggerakkan industri di seluruh dunia.
“Semua orang sudah mengumpulkan, dan sampai batas tertentu menggunakan data. Tetapi konektivitas yang lebih baik diperlukan untuk benar-benar memanfaatkan data dan menambah nilai bisnis. Saat kami menambahkan lebih banyak Artificial Intelligence (AI), pembelajaran mesin, dan pengenalan suara / gambar ke dalam sistem sehari-hari, persyaratan bandwidth berarti 5G tidak dapat dihindari untuk memanfaatkan kemampuan baru,” urai Vilenius.
Industri 4.0 seharusnya memberikan manfaat ini, tetapi hingga sekarang masih ada elemen penting yang hilang. Mewujudkan ide sistem digital industri yang kolaboratif, adaptif, dan real-time menjadi sebuah keniscayaan yang mau tidak mau membutuhkan infrastruktur komunikasi yang benar-benar gesit.
Anda bisa dimaafkan jika berpikir perpindahan dari 4G ke 5G hanyalah tentang peningkatan kecepatan tambahan, dengan sedikit kebutuhan untuk semua sensasi. Bagaimanapun, arsitektur komunikasi 4G / LTE (Long Term Evolution) saat ini telah menghubungkan sekitar 3 miliar perangkat seluler.
Namun sebenarnya, perbedaan antara 4G dan 5G tidak seperti membandingkan satu model iPhone dengan yang lain, lebih seperti membandingkan kuda dan kereta dengan mobil balap listrik.
Ya, teknologi 3G dan 4G memang paling sering disamakan dengan smartphone. Itu karena sistem masing-masing dirancang untuk suara dan data seluler. Dan meskipun benar bahwa peningkatan kecepatan yang dramatis dari 5G akan berarti lebih dari sekadar streaming berkualitas tinggi dan unduhan cepat kilat. Fakta bahwa itu telah dirancang dari awal untuk konektivitas data akan menjadi pengubah permainan.
Konektivitas yang lebih cepat dan latensi rendah hingga tanpa latensi sekalipun, akan membuka manfaat operasional di setiap industri di planet ini. Sampai sekarang hanya ada pembicaraan, tetapi dengan sistem pengujian sekarang, manfaat operasional itu menjadi jelas.