Untuk pertama kalinya, para ilmuwan akan mendapatkan tanah asteroid yang begitu tua. Tanah asteroid itu berisi petunjuk bagaimana tata surya kita terbentuk dan bagaimana air sampai ke Bumi.
Sebuah kapsul berisi dua keping kotoran dari asteroid Ryugu tiba di Jepang pada 7 Desember 2020, di mana para peneliti akhirnya mendapat kesempatan untuk mengukur berapa banyak yang terkumpul. Tujuan misi Hayabusa 2 Jepang adalah mengumpulkan setidaknya 100 miligram material permukaan dan bawah permukaan, dan mengirimkannya kembali ke Bumi.
“Hayabusa 2 adalah rumah,” kata manajer proyek Yuichi Tsuda dari Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang, atau JAXA, pada konferensi pers 6 Desember 2020. Hal itu dia ungkapkan eberapa jam setelah kapsul pengembalian sampel berhasil mendarat di Woomera, Australia.
Ryugu adalah asteroid kuno kaya karbon dengan tekstur kopi kering beku (SN: 3/16/20). Ilmuwan planet mengira Ryugu mengandung beberapa padatan paling awal yang terbentuk di tata surya, yang menjadikannya kapsul waktu dalam sejarah tata surya.
Hayabusa 2 menjelajahi Ryugu dari Juni 2018 hingga November 2019, dan mengambil dua sampel asteroid (SN: 2/22/19). Salah satunya berasal dari dalam kawah buatan yang diledakkan Hayabusa 2 ke permukaan asteroid, yang memberikan akses pesawat ruang angkasa ke interior asteroid (SN: 4/5/19).
Pada 4 Desember 2019, pesawat ruang angkasa merilis kapsul kembali sampel dari sekitar 220.000 kilometer di atas permukaan bumi. Kapsul itu menciptakan bola api yang cemerlang saat menembus atmosfer bumi.
Pada “fasilitas tinjauan singkat” di Woomera, gas yang mungkin dipancarkan oleh material asteroid pada awalnya dianalisis. Namun kapsul itu baru akan dibuka setelah mencapai pusat JAXA di Sagamihara, Jepang.
Hayabusa 2 adalah misi kedua untuk berhasil mengembalikan sampel asteroid ke Bumi. Misi Hayabusa pertama mengunjungi asteroid berbatu Itokawa dan kembali ke Bumi pada tahun 2010.
Masalah teknik dan logistik membuat Hayabusa kembali beberapa tahun lebih lambat dari yang direncanakan, dan hanya menangkap 1.534 butir material asteroid (SN: 6/14/10).
Untuk Hayabusa 2, bagaimanapun semuanya tampak berjalan sesuai rencana. Pesawat luar angkasa itu sendiri masih memiliki cukup bahan bakar untuk mengunjungi asteroid lain, 1998 KY26, yang lebih kecil dan berputar lebih cepat dari Ryugu.
Hayabusa 2 akan mempelajari bagaimana asteroid semacam itu mungkin terbentuk, bagaimana mereka menahan diri, dan apa yang mungkin terjadi jika bertabrakan dengan Bumi. Pesawat ruang angkasa ini akan mencapai asteroid itu pada Juli 2031, meski tidak akan mengambil sampel lagi nantinya.