in

Mengunjungi Kembaran Masjid Istiklal di Bosnia-Herzegovina

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama Bosnia-Herzegovina? Fakta sejarah kelam tentang peperangan yang menyelimuti Bosnia-Herzegovina tentu sulit dilepaskan dari ingatan. Kendati demikian, negara yang berada di Semenanjung Balkan ini, menyimpan kisah menarik tentang salah satu tempat yang juga menyeret nama Indonesia di dalamnya.

Hal yang dimaksud adalah masjid yang bernama Dzamija Ístiklal atau Indonezanska Dzamija, bahkan biasa dikenal juga dengan sebutan Masjid Soeharto. Pasca perang 1992-1995, para investor dan wisatawan mulai berdatangan mengunjungi Negara yang kaya akan air, lembah, serta bukit-bukit cadas ini. Salah satunya juga pemerintah Indonesia yang menghadiahkan masjid Indonezanska Dzamija.

Masjid Indonezanska Dzamija berada persis di jantung kota Bosnia yakni di Sarajevo. Pembangunan masjid megah itu diprakarsai oleh Presiden Soeharto pada tahun 1995. Arsitek yang menukangi masjid itu sendiri didatangkan langsung dari Indonesia yaitu Achmad Noe’man. Meski dibangun pada 13 Maret 1995, masjid Indonezanska Dzamija baru diresmikan oleh Megawati Soekarno Putri pada 22 September 2001.

Masjid Indonezanska Dzamija luas bangunannya sekitar 2800 meter persegi, dengan ukuran lebar 28 dan panjang 30 meter persegi. Desain interiornya sendiri didominasi oleh ukiran jati dari Jawa Tengah. Rancangan arsitekturnya terlihat sederhana namun tetap modern. Dengan dua menara menjulang, seperti perlambang persahabatan dua negara yang sama-sama mayoritas penduduknya muslim.

Masjid ini dibangun dengan elemen-elemen geometris sederhana dan pola-pola pada logam yang terbuat dari baja nirkarat atau aluminium, dan blok-blok kaca yang dipasang pada jendela serta lengkungan. Eksterior ditutupi dengan ubin putih, sedangkan interiornya, terutama dalam bingkai mihrab, mimbar dan jendela dihiasi dengan ukiran kayu khas Indonesia dan ornamen bunga.

Ukiran kayu berwarna coklat tua menghiasi semua pintu masuk pada setiap lantai. Ukiran itu ditempel melingkari jendela, dinding, tiang, dan mimbar di dalam masjid sehingga terasa bahwa ukiran khas Jawa itu membawa suasana Indonesia ke dalam masjid Indonezanska Dzamija. Ukiran jati itu pun tampak mencolok, kontras dengan warna dinding putih.

Selain menara kembar, masjid Indonezanska Dzamija juga memiliki kubah berdiameter 14 meter dengan ketinggian 28 meter. Kubah ini berada tepat di tengah atap bangunan masjid yang kemudian semakin menambah keidentikannya dengan masjid Istiklal di Indonesia. Kapasitas masjid ini sendiri mampu menampung sekitar 7000-an jamaah.

Masjid Indonezanska Dzamija beralamat lengkap di Bulevar Mese Selimovica 85 Sarajevo, tak jauh dari gedung stasiun televisi milik pemerintah. Selain untuk shalat, masjid ini juga kerap menggelar sejumlah aktivitas lain. Di antaranya, menyelenggarakan pendidikan agama Islam, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, serta kegiatan lain semisal mendalami dan mempelajari Alquran yang dilaksanakan setiap akhir pekan.

Seperti dilaporkan laman Islamic Finder, di masjid Indonezanska Dzamija terdapat pula kantor Pusat Kajian Arsitektur Islam. Sebagai sebuah masjid yang didirikan oleh andil bangsa Indonesia, Indonezanska Dzamija juga mengambil peran sebagai Pusat Kebudayaan Indonesia.

 Jadi apabila Anda tengah berkunjung ke Bosnia-Herzegovina sekaligus melawat ke Sarajevo, Anda bisa mengunjungi masjid Indonezanska Dzamija. Selain untuk mengenang andil bangsa Indonesia di masa lalu dalam pembangunan masjid itu, Anda pun bisa menikmati suasana sekitaran masjid yang menenangkan hati.