Para ilmuwan telah berhasil melacak ledakan gelombang radio yang sangat pendek dan begitu terang ke jenis bintang mati bermagnet tinggi, yang dikenal sebagai magnetar. Ini pertama kalinya menemukan apa yang disebut fast radio burst atau FRB, yang telah disematkan pada sumber tertentu.
FRB pertama kali terdeteksi pada tahun 2007, dan telah menjadi salah satu topik terpanas dalam astronomi sejak saat itu. Penemuan baru, yang dilaporkan dalam jurnal Nature, dibuat oleh dua teleskop radio independen di Amerika Utara.
Pengamatan co-incident oleh fasilitas astronomi lainnya, baik di luar angkasa maupun di darat, membantu mencirikan peristiwa itu dan memperkuat interpretasinya juga. Sumber magnetar, diketahui memang sebuah objek yang memiliki sebutan sedikit berat yakni SGR 1935 + 2154.
Jaraknya sekitar 30.000 tahun cahaya, yang menarik karena semua deteksi FRB sebelumnya datang dari luar galaksi Bima Sakti kita. Properti yang terdeteksi, bagaimanapun, hampir sama.
Peristiwa itu sendiri terjadi pada 28 April 2020 silam. Semuanya berlangsung sekitar satu milidetik tetapi sangat benderang..
“Kami dapat menentukan bahwa energi yang tersebar sebanding dengan energi semburan radio kilat ekstra-galaksi, dan dalam waktu sekitar satu milidetik, magnetar ini memancarkan energi dalam gelombang radio sebanyak matahari dalam 30 detik,” ungkap Christopher Bochenek, yang memimpin desain dan konstruksi jaringan penerima radio Stare 2, yang tersebar di California dan Utah.
Jika merunut lagi ke belakang, sejak tahun 2007 magnetar bahkan dianggap sebagai biang atau muasal FRB. Magnetar sendiri adalah bentuk bintang neutron, benda padat yang aneh di mana materi telah dikompresi menjadi volume yang sangat kecil.
Magnetar, seperti namanya, memiliki medan magnet yang kuat. Bahkan bisa mencapai triliunan kali lebih kuat daripada medan Bumi.
Teori menunjukkan bahwa benda-benda ini dapat memancarkan energi dalam jumlah besar yang kemudian mengguncang lingkungannya. Yang pada gilirannya menghasilkan emisi besar di radio dan panjang gelombang lainnya. Ini adalah salah satu model, dan masih banyak model lain yang telah menjelaskan mengenai magnetar ini.
“Mengingat jarak sumbernya, ini adalah ledakan radio paling bercahaya yang pernah terdeteksi di galaksi kita sendiri,” kata Daniele Michilli dari tim yang mengoperasikan teleskop Chime di British Columbia.
“Luminositas masih lebih rendah daripada semburan radio kilat (yang berasal dari luar Bima Sakti), tetapi ini menunjukkan bahwa magnetar dapat melepaskan sejumlah besar energi radio dengan sifat seperti yang dimiliki FRB, yang menyiratkan bahwa setidaknya beberapa FRB mungkin berasal dari magnetar,” imbuh Michilli.
Bing Zhang, yang bekerja pada teleskop radio raksasa baru China, yakni Fast observatory selebar 500m yang juga disebut Tianyan, mengatakan bahwa sumber lain yang mungkin terindikasi untuk FRB masih terus diselidiki.
Penyelidikan itu termasuk bintang raksasa yang bertabrakan, dan bintang neutron yang mengalami keruntuhan lebih lanjut yang disebut peristiwa blitzar. Fenomena seperti itu mungkin menjelaskan bahwa semburan yang tampak merupakan peristiwa yang hanya terjadi satu kali dalam rentang waktu yang sangat lama.
“Tapi sejauh ini, kami belum memiliki dukungan untuk skenario itu, jika mereka ada, mereka pasti sangat langka. Hanya sebagian kecil FRB yang kemudian menjadi bencana besar.” tutup Michilli.