in

Ilmuwan RI: Varian Baru Covid 70 Persen Lebih Cepat Menular

Ilstrasi. Peneliti temukan varian baru Covid-19 lebih cepat menular. Foto: kiStockphoto/wildpixel.

Virus Corona penyebab pandemi Covid-19 terus mengalami mutasi, sehingga memunculkan varian baru. Ilmuan mengatakan, beberapa varian baru yang muncul kini telah tersebar secara masif dan lebih cepat menular.

Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Anggia Prasetyoputri menyebutkan bahwa beberapa varian tersebut di antaranya adalah varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris sekitar bulan September.

“Di Afrika Selatan juga muncul varian lain yang terdeteksi sejak awal Oktober dan ternyata memiliki beberapa kesamaan mutasi dengan varian di Inggris,” ungkap Anggia dalam siaran resminya, Rabu (13/1/2021).

Varian baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris ini awalnya hanya menyebar di negara tersebut, namun saat ini telah dilaporkan virus itu menyebar ke banyak negara terutama Amerika Serikat dan Kanada. Lalu varian yang ada di Afrika Selatan juga sudah banyak menyebar ke banyak tempat di sana.

Anggia menjelaskan, varian yang ditemukan di Inggris diberi nama VUI 202012/01 (Variant Under Investigation, year 2020, month 12, variant 01), digolongkann dalam cluster B.1.1.7 lineage, sedangkan yang ditemukan di Afrika Selatan diberi nama 501Y.V2 dan digolongkan dalam B.1.351 lineage.

Saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa varian baru ini membuat penyakit lebih parah atau meningkatkan risiko kematian. Namun, varian baru disebutkan ilmuwan memang menjadi lebih cepat menyebar dan menular.

Cara penyebarannya pun masih sama dengan Covid-19 yakni melalui respiratory droplet dan aerosol. Menurut Anggia, penyebaran begitu cepat ke berbagai belahan dunia karena tingginya mobilitas masyarakat dan tidak ada pembatasan perjalanan.

Peneliti di Pusat Penelitian Biologi LIPI Sugiyono Saputra mengatakan, varian-varian baru muncul sebagai bagian dari siklus hidup yang terus berubah melalui mutasi. Varian Covid-19 yang berasal dari Inggris ini dinilai 70% lebih mudah menular dibandingkan varian yang pernah muncul sebelumnya.

“Perbedaan varian baru SARS-CoV-2 dengan varian sebelumnya adalah pada banyak tidaknya mutasi pada nukleotida (materi genetik) yang terjadi sehingga membentuk klaster atau lineage tersendiri,” jelasnya.

WHO sendiri saat ini dalam sikap waspada terhadap kemunculan varian baru virus ini, dan secara rutin menilai apakah varian tersebut mengakibatkan perubahan dalam penularan, gejala klinis, keparahan, hingga dampak pada tindakan pencegahan melalui vaksin.

Sugiyono menegaskan, upaya pemerintah untuk melakukan genome sequencing sangat tepat untuk memantai perubahan atau mutasi dari Covid-19 yang bersikulasi di Indonesia.

“Kita harus waspada tapi tidak perlu panik berlebihan. Apapun varian tersebut, pencegahan tetap yang utama dan kita harus tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar untuk meminimalkan resiko penularan,” pesan Sugiyono.