Bagi yang berencana menjual mobil pribadi, sebaiknya mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melegonya. Sebab, harga mobil bekas akan mengalami depresiasi setiap tahunnya.
General Manager Carsome Indonesia, Delly Nugraha menjelaskan, depresiasi atau penurunan harga mobil bekas setiap tahunnya dipengaruhi oleh tiga faktor.
“Pertama adalah brand atau tipe-tipenya. Apakah dia termasuk brand terlaris atau tipe terlaris. Kedua performance atau kinerja mobil ini, apakah mesinnya besar apakah bahan bakar yang digunakan cukup populer, bagaimana konsumsinya, jadi kinerja ini juga akan menentukan. Ketiga akan dipengaruhi juga, di mana area mobil ini dipakai atau dijual,” jelas Delly, dalam diskusi virtual, baru-baru ini.
Menurut Delly, mobil-mobil populer dan memiliki brand kuat seperti mobil Jepang biasanya akan mengalami depresiasi harga 10% per tahun.
“Itu kita berpatokan sama rata-rata diskon yang dikasih oleh dealer mobil Jepang. Depresiasi harga itu akan berbeda kalau masuk ke merek-merek yang nonJepang, seperti merek mobil Amerika atau Eropa itu akan berbeda,” katanya.
Selain itu, depresiasi harga mobil bergantung dari mana asal wilayah mobil tersebut dan ke daerah mana akan dijual.
“Contoh mau jual Toyota Fortuner VRZ tahun 2016 (plat Jakarta), mungkin dibeli sama dealer mobil bekas atau makelar-makelar di Jakarta dengan harga antara Rp 340 juta-Rp 350 juta misalnya. Tapi kalau Anda iseng, dan menawarkan ke konsumen yang ada di, katakanlah Semarang, dihargainya pasti lebih rendah,” kata Delly.
Pasar mobil bekas di Semarang, lanjut Delly, melihat stok mobil di Jakarta berbeda. Mereka melihat mobil Jakarta telah capek karena macet. Atau telah terkena banjir.
Sehingga, kata Delly, tiga faktor tersebut yang membuat perbedaan dalam depresiasi mobil. Mobil brand jenis, tipe, dan tahun yang sama, bisa berbeda depresiasinya di masing-masing area.
“Kalau Anda datang ke Jogja, Avanza 2010 masih banyak berkeliaran. Nah depresiasinya nggak terlalu jauh, karena itu sangat diminati. Tapi kalau Anda ke Surabaya itu mungkin yang banyak, justru Honda, jadi mobil Honda depresiasinya tidak terlalu banyak,” terangnya.