Pandemi Covid-19 menimbulkan perubahan pada tren bisnis online (virtual). Hal ini terjadi pada merketplace khusus untuk penyewaan ruangan kerja dan acara.
Co-founder XWORK, William Budihardjo mengungkapkan bahwa dulu permintaan ruangan meeting cukup mendominasi, sekarang justru lebih banyak permintaan untuk tiga kategori utama.
“Tiga tren baru itu adalah ruangan untuk pemotretan, syuting, dan live streaming. Kedua, ruang meeting dengan perangkat telekonferensi. Ketiga, ruangan untuk tunangan atau pernikahan berskala kecil,” beber William lewat keterangan tertulis, Selasa (19/1/2021).
Selain tiga kategori tersebut, William juga melihat adanya peningkatan permintaan coworking space dan kantor virtual, hal ini disebabkan meningkatnya jumlah pengusaha baru selama pandemi.
“Kami rasa perubahan tren ini akan terus berlangsung bahkan setelah pandemi berakhir. Pascapandemi, dengan meluasnya vaksinasi, kami rasa acara bisnis skala medium dan besar akan kembali diadakan karena hubungan tatap muka masih akan perlu dilakukan,” kata William.
Pihak XWORK juga menjelaskan bahwa Airbnb, yang merupakan konsep ekonomi berbagi (sharing economy) menjadi fenomena baru yang diperkenalkan beberapa tahun lalu oleh startup global ternama.
Airbnb menjadi platform penghubung yang mempertemukan pemilik aset tempat penginapan dengan yang membutuhkan aset mereka. Konsep ini bisa memberikan penghematan biaya untuk pengguna, tambahan pendapatan bagi pemilik aset, serta berbagai kemudahan bagi kedua belah pihak saat bertransaksi.
Di Indonesia, Airbnb mencatatkan peningkatan pertumbuhan sebesar 40 persen, yakni dari 43.700 pada tahun 2017 menjadi 61.000 per bulan Mei 2020.
Ikut terdampak pandemi, pada periode April-Juni 2020, tingkat okupansi Airbnb di daerah destinasi wisata seperti Bali dan Yogyakarta, jauh melebihi okupansi di hotel berbintang.
Pada industri penyewaan ruangan, Airbnb juga mengakuisisi startup Gaest, Airbnb for Meeting & Event Space asal Denmark. Akuisisi Airbnb terhadap startup Gaest bertujuan memaksimalkan utilisasi listing dengan merambah kebutuhan lain di luar menginap, seperti kebutuhan meeting perusahaan, acara komunitas dan lainnya.
Melihat fakta dan peluang itulah, XWORK mengembangkan konsep ekonomi berbagi ala Airbnb tersebut untuk memperbaiki carut-marut industri penyewaan ruangan di Indonesia.
Hasil survei XWORK, 40 persen perusahaan/institusi selama ini merasa penyedia ruangan karena kurang responsif sehingga sulit mendapatkan ruang penyewaan. Padahal, 63 persen calon penyewa berharap bisa mendapatkan respons atau jawaban paling lama sekitar tiga jam.
Di sisi lain, pihak penyewa juga kesulitan membandingkan spesifikasi dan harga ruangan dari opsi-opsi yang tersedia. Survei XWORK menunjukkan bahwa 67 persen responden biasanya harus melakukan perbandingan antara lima opsi venue sebelum mengambil keputusan.
Menjawab berbagai tantangan itu, XWORK pun menyiapkan sejumlah fitur dan strategi. Di antaranya, menyediakan fitur bantuan pelanggan secara virtual yang dapat menjawab semua pertanyaan dari pihak penyewa secara cepat dan informatif.
Selain itu, mengadopsi teknologi internet mobile sehingga mempermudah penyewa yang mencari ruangan untuk berbagai kebutuhan rapat bisnis, co-working space, studio foto, telekonferensi, lamaran, pernikahan hingga studio untuk live streaming.