in

Polusi Udara Bisa Sebabkan Gangguan Mata Secara Permanen

Ilustrasi polusi udara akibat kegiatan industri. Foto: Shutterstock

Hasil penelitian di Inggris menemukan kaitan antara polusi udara dengan peningkatan kasus degenerasi makula terkait usia (AMD). Degenerasi makula merupakan gangguan penglihatan parah yang dapat terjadi secara permanen.

Dilansir IFL Science, Rabu (27/1/2021), ada beberapa yang berkontribusi terhadap perkembangan AMD. seperti faktor usia, tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, serta genetik yang diturunkan dalam keluarga.

Namun sejauh ini, penyebab pasti AMD belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Peneliti pun baru-baru ini memasukkan satu faktor lagi yang dapat menyebabkan peningkatan risiko AMD, yakni polusi udara. Hasil penelitian ini telah dipublikasi pada Journal of Ophthalmology.

“Kami telah mengidentifikasi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi udara, memperkuat bukti bahwa memperbaiki udara yang kita hirup harus menjadi prioritas kesehatan yang utama,” ungkap penulis utama dari University College London, Inggris, Profesor Paul Foster.

Dalam studi ini, peneliti melihat data dari 115.954 peserta UK Biobank yang berusia antara 40 hingga 69 tahun dan tak memiliki gangguan penglihatan pada awal penelitian pada tahun 2006. Melalui pencitraan retina, peneliti menilai setiap perubahan struktural retina pada 52.602 orang dari jumlah kelompok asli.

Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari Unit Statistik Kesehatan Area Kecil, peneliti menghitung rata-rata polusi udara tahunan pada alamat rumah peserta. Dua polutan utama yang diamati adalah nitrogen dioksida (NO2) dan nitrogen oksida (NOx), yang disebut sebagai materi partikulat halus (PM2.5).

Dari analisis itu, peneliti menemukan beberapa kesimpulan. Dari total peserta studi, 1.286 didiagnosis dengan AMD dari waktu ke waktu. Sementara 52.602 peserta yang mejalani pemeriksaan mata selama penelitian, 75 persen memiliki diagnosis klinis AMD dan mengalami perubahan struktural pada mata saat dilakukan pencitraan retina di akhir penelitian.

Peserta yang tak memiliki diagnosis klinis AMD, 12 persen juga mengalami perubahan struktural pada mata. Yang menarik di temuan ini, peneliti juga menemukan partisipan yang tinggal di lingkungan rumah yang terdapat materi partikulat halus (PM2.5) berisiko AMD 8 persen lebih tinggi.

“Ini menunjukkan bahwa tingkat polusi udara yang lebih tinggi dapat menyebabkan sel-sel menjadi lebih rentan terhadap perubahan yang merugikan dan meningkatkan risiko AMD,” kata Dr Sharon Chua, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Hasil riset ini memberikan gambaran bahwa tinggal di daerah yang udaranya tercemar, misalnya partikel halus atau partikel terkait pembakaran yang berasal dari lalu lintas jalan raya, dapat menimbulkan gangguan penglihatan pada mata.