in

Internet Cepat, Kunci Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi

Ilustrasi penggunaan internet. Foto: Huffington Post

Pemanfaatan teknologi menjadi kunci utama pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Dengan internet, dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja. Hal itu diungkapkan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.

Sandiaga Uno mengatakan, setelah hampir setahun pandemi melanda dunia, Indonesia mulai mengejar ketertinggalan pemulihan ekonomi dengan membangun infrastruktur pita lebar (broadband), baik fix broadband ataupun mobile broadband.

Hanya saja, menurut Sandiaga, itu tidak mudah. Sebab butuh fondasi yang kuat dalam mencapai masa internet of thing, yakni kemampuan mengirimkan data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia maupun dari manusia ke komputer.

“Di tengah pandemi ini, para profesional banyak yang bekerja dengan berpindah tempat dan mengandalkan internet. Tentu ini akan mendorong ekonomi kreatif, salah satu hal yang kami fokuskan adalah internet cepat,” ungkap Sandiaga dalam webinar bertajuk ‘Trend & Peluang Ekonomi Kreatif di Era Internet Cepat’ yang digelar Sandilogi Bersama Bhumi Varta Technology (BVT) dan Aden & Co pada Kamis (18/02/21).

“Kini sektor media online terus bertumbuh di tegah pandemi Covid-19 dan sudah saatnya kita bangkit,” tambah Sandi.

Sandi menganggap, momen tersebut menjadi peluang yang baik dalam pengembangan sektor ekonomi nasional. Karena di tengah keterbatasan pelaku usaha lewat pembatasan sosial berskala besar (PSBB), mereka tetap bisa mengembangkan usahanya dengan sistem e-commerce.

“Artinya, pengembangan teknologi lewat Internet of Thing ini menjadi kunci pengembangan Ekraf nasional yang membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan sebesar-besarnya pasca pandemi Covid-19,” jelasnya.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny Gerard Plate menjelaskan, kebutuhan riil pembangunan infrastruktur mobile broadband berbasis 4G di Indonesia akan selesai di tahun 2022.

Tercatat, sebanyak 12.548 dari total 83.218 desa/kelurahan di Indonesia yang belum terjangkau 4G. Namun menurutnya, kebutuhan tersebut akan dibarengi dengan pengembangan 5G.

“Kominfo juga sedang membuat rencana pembangunan pusat data dengan kapasitas total 43.000 core proccesor dan 72 petabytes storage,” papar Johnny.

Lebih lanjut Johnny mengatakan, pemerintah telah menargetkan penyelesaian pembangunan serta pengoperasian sebesar 75 persen pusat data nasional untuk tahun 2024. Oleh sebab itu, penguatan backbone dan backhaul menjadi urgen untuk meningkatkan quality of experience (QoE) jaringan 5G.

Bersamaan pengembangan 5G, penyelesaian Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 menjadi pedoman strategis guna memfasilitasi transformasi digital. Kominfo juga mendorong ruang digital yang sehat serta produktif sesuai dengan RUU Perlindungan Data Pribadi.

“Dalam hal ini, era internet cepat merupakan kunci peluang ekonomi kreatif Indonesia. Karena Kemenparekraf adalah sisi hilir Kominfo,” tegas Johnny.