Robot penjelajah milik Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) Perseverance, sukses mendarat di tenggara delta sungai kuno planet Mars pada Februari 2021. Kesuksesan itu dicapai NASA setelah tujuh bulan perjalanan dari Bumi.
Setelah tiba, robot clangsung menjalankan eksplorasi planet merah itu. Salah satu hasil eksplorasinya adalah tiga foto baru penampakan wajah planet Mars. Robot yang dipasangi 19 buah kamera ini akan membantu tujuh penyelidikan ilmiah di tersebut.
Nilai proyek misi Mars 2020 mencapai hingga 2,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp38,4 triliun. Namun, robot Perseverance ternyata hanya diotaki prosesor komputer lawas, PowerPC 750.
Wakil manajer NASA avionik Orion, Matt Lemke mengatakan bahwa prosesor dengan teknologi dari 23 tahun lalu itu sangat pelan untuk ukuran standar masa kini.
“Dibandingkan dengan Intel Core i5 di laptop Anda, ini jauh lebih lambat, mungkin tidak lebih cepat dari smartphone Anda,” ungkap Lemke dalam sebuah wawancara tahun 2014 saat dia membicarakan kapal ruang angkasa Orion yang menggunakan prosesor serupa.
Meski pelan, daya komputasi prosesor PowerPC 750 dipandang masih mampu menjalankan misi-misi NASA. Alasan utama di balik penggunaannya adalah prosesor ini tangguh dan mampu survive di luar angkasa.
PowerPC 750 yang tertanam di Perseverance adalah versi khusus hasil rancangan BAE Systems yang dibuat supaya tahan di lingkungan beradiasi tinggi dengan perbedaan suhu ekstrim, misal di luar angkasa yang menjadi habitat robot tersebut
PowerPC 750 versi radiation hardened ini dijuluki sebagai RAD 750, mampu menahan radiasi 200.000 Rad hingga 1.000.000 Rad. RAD 750 juga tangguh bertahan di suhu −55 hingga 125 derajat Celcius.
Tanpa perlindungan terhadap radiasi dan suhu, pancaran sinar matahari yang menerpa Mars sudah cukup untuk membuat robot penjelajah langsung K.O. akibat gangguan elektronik, sebagaimana dikutip dari Gizmodo, Rabu (3/3/2021).
RAD 750 sendiri sudah terbukti tangguh dan bisa diandalkan untuk mengotaki beragam wahana antariksa. Prosesor telah dipakai di sekitar 100 satelit yang mengorbit Bumi, mulai satelit cuaca, pencitraan, GPS hingga satelit militer.