in

Manusia Tertua Dijadwalkan Bawa Obor Olimpiade 2021, Usia 118 Tahun

Kane Tanaka. Foto: Reuters

Manusia tertua di dunia dijadwalkan menjadi pembawa obor Olimpiade Mei 2021, saat melewati Shime, di prefektur Fukuoka, Jepang. Ia adalah Kane Tanaka yang lahir pada 1903 silam.

Kane Tanaka adalah orang yang pernah menderita kanker dua kali, dan ia sangat menyukai minuman bersoda. Pihak keluarga Tanaka akan mendorong ia di atas kursi roda sejauh 100 meter dan dia akan berjalan beberapa langkah untuk memberikan obor kepada pelari berikutnya.

Sebagai persiapan, wanita ini telah memiliki sepasang sepatu kets baru untuk acara tersebut, yang merupakan hadiah dari keluarganya pada hari ulang tahunnya yang ke-118 di bulan Januari 2021.

“Senang sekali dia mencapai usia itu dan masih bisa mempertahankan gaya hidup aktif. Kami ingin orang lain melihatnya dan merasa terinspirasi bahwa usia bukanlah penghalang,” ungkap keluarga Tanaka menurut laporan CNN.

Pemegang rekor sebelumnya untuk pembawa obor Olimpiade tertua adalah Aida Gemanque (106) dan pemain tenis meja Alexander Kaptarenko (101), yang berlari membawa obor di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.

Tanaka lahir saat perintis penerbangan Orville dan Wilbur Wright membuat sejarah dengan menyelesaikan pesawat pertama di dunia. Ia kemudian memiliki empat anak dari pemilik warung beras dari pasangannya yang dinikahinya di usia 19 tahun.

Tanaka bekerja di toko keluarga sampai berusia 103 tahun. ia juga memiliki lima cucu dan delapan cicit. Selama hidupnya, Tanaka telah melalui dua perang dunia dan pandemi yakni flu Spanyol tahun 1918, serta Covid-19.

“Saya tidak ingat dia berbicara banyak tentang masa lalu. Namun, dia berpikiran maju dan sangat menikmati hidup di masa sekarang,” beber Eiji, keluarga Tanaka.

Usia Tanaka kini hampir setua Olimpiade yang pertama kali digelar pada tahun 1896. Saat Olimpiade terakhir digelar di Tokyo pada 1964, Tanaka berusia 61 tahun. Ia sudah melewati 49 olimpiade musim dingin dan panas.

Saat ini, Tanaka tinggal di panti jompo. Dia biasanya bangun jam enam pagi dan menikmati permainan papan strategis othello. Keluarganya tidak bisa mengunjunginya selama 18 bulan karena pandemi Covid-19.

Di usianya yang sudah sangat tua, Tanaka masih memiliki keingintahuan yang tinggi dan gemar berhitung untuk menjaga pikiran tetap tajam serta tubuh yang sehat. Di Jepang, Tanaka bukan satu-satunya centenarian atau orang dengan usia lebih dari 100 tahun. Tahun 2020, Jepang mencatat ada lebih dari 80 ribu centenarian.

Pada 2019, Guinness Book of Record memberi sertifikasi bagi Tanaka sebagai orang tertua yang masih hidup di dunia setelah wanita tertua asal Perancis meninggal di usia 122 tahun.

Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang mengatakan, jumlah tersebut meningkat setiap tahunnya dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Tahun 2020, satu dari setiap 1.565 orang di Jepang telah berusia di atas 100 tahun, 88 persen di antaranya adalah wanita.