Hasil riset terbaru mengungkap luasnya risiko yang harus dihadapi anak-anak saat bermain mainan plastik. Dalam studi internasional itu ditemukan bahwa lebih dari 100 bahan kimia yang menjadi perhatian dalam bahan mainan plastik sebab menimbulkan risiko kesehatan anak-anak
Peneliti dari Technical University of Denmark (DTU), Peter Fantke mengungkapkan, dari 419 bahan kimia yang ditemukan dalam bahan plastik keras, lunak, dan berbusa yang digunakan pada mainan anak-anak, teridentifikasi sebanyak 126 zat berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak dan dapat menyebabkan kanker dan penyakit non-kanker.
“Zat tersebut di antaranya 31 plasticiser, 18 penghambat api, dan 8 pengharum,” kata Peter Fantke, seperti dikutip dari Science Alert, Rabu (3/3/2021).
Meskipun undang-undang di banyak negara mengatur penggunaan bahan kimia tertentu yang berpotensi beracun dalam mainan plastik, namun peneliti menilai tidak ada pendekatan yang konsisten secara internasional.
Perlindungan saat ini juga dinilai tidak secara memadai melarang bahan yang berpotensi berbahaya dari bahan pembuat mainan.
“Peraturan yang ada, biasanya fokus pada bahan kimia tertentu (misalnya phthalate, penghambat api brominasi, dan logam), tetapi tidak mencakup berbagai zat kimia yang ditemukan dalam mainan plastik,” ungkap Nicolò Aurisano, peneliti lain dalam studi tersebut.
Peneliti telah mengumpulkan data kimiawi dari 25 studi peer-review untuk menyusun daftar kandungan kimia dari bahan mainan.
“Kami telah menggabungkan kandungan kimiawi dalam bahan mainan dengan karakteristik bahan dan pola penggunaan mainan, seperti berapa lama seorang anak biasanya bermain, apakah dimasukkan ke dalam mulut, dan berapa banyak mainan seorang anak yang ditemukan dalam satu rumah tangga,” papar Aurisano.
Peneliti menggunakan informasi tersebut untuk memperkirakan keterpaparan, mulai dari dosis pemaparan tingkat atas hingga bawah yang tidak terlalu berisiko. Dari 126 bahan kimia yang berbahaya, 27 zat di antaranya termasuk penghambat api, plasticizer, dan phthalate sudah diatur secara umum.
Selain itu, peneliti juga mengidentifikasi 17 zat yang berbahaya bagi kesehatan dan justru tak muncul dalam daftar prioritas untuk diatur.
Daftar yang disebut sebagai ‘kandungan kimia maksimum yang dapat diterima’ ini bisa digunakan untuk menetapkan batasan jumlah bahan kimia pada mainan.
“Karena bahan kimia yang sama dapat ditemukan dalam konsentrasi berbeda di seluruh bahan mainan maka kami telah memperkirakan ‘kandungan kimia maksimum yang dapat diterima’ dalam mainan plastik,” ungkap Fantke.
Informasi tersebut diharapkan dapat membantu perusahaan mainan untuk mengevaluasi jumlah bahan kimia yang digunakan. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah mengurangi atau bahkan menghentikan untuk memberikan mainan plastik pada anak-anak.
“Cara yang efisien dan praktis untuk mengurangi paparan bahan kimia prioritas yang ada dalam mainan plastik adalah dengan mengurangi jumlah mainan baru ke dalam rumah tangga kita,” saran Fantke dalam studi yang telah dipublikasikan di Environment International.