in

Meteor yang Jatuh di Banggai, Astronom Sebut Meteoroid

Ilustrasi mateor jatuh. Foto: Shutterstock

Sebuah peristiwa mengejutkan dan membuat heboh warga di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah pada, Selasa (16/3/2021) tepatnya pukul 21.20 WITA. Diduga, sebuah penampakan fenomena meteor jatuh di sekitar wilayah tersebut.

Peristiwa tersebut sempat terekam kamera warga. Kejadiaan itupun menimbulkan suara dentuman yang cukup kuat disertai kilatan cahaya yang bersinar sangat terang, seperti pada siang hari.

Merespon videonya yang viral, Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo membenarkan bahwa itu merupakan penampakan benda jatuh yang disebut meteoroid.

“Betul itu merupakan kejadian masuknya meteoroid ke atmosfer Bumi,” jelas Marufin dilansir Kompas.com, Kamis (18/3/2021).

Marufin menjelaskan, fenomena meteor jatuh di Banggai, Sulawesi Tengah tersebut sangat terang atau boloid (bolide). Sebab, pada puncaknya sempat seterang Bulan purnama secara kasar.

“Makanya kejadian langit ini bisa disebut Peristiwa Banggai atau Peristiwa Pagimana, lokasi dimana kejadian tersebut terekam,” kata Marufin.

Kejadian tersebut juga seiring dengan tanggapan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang tidak melihat adanya tanda-tanda gempa yang terjadi di wilayah tersebut.

“Sensor seismik BMKG di Luwuk, tidak mencatat adanya anomali gelombang seismik saat masyarakat Pagimana Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, melaporkan adanya lintasan meteor,” papar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, seperti dikutip akun twitter pribadinya.

Untuk diketahui, meteoroid merupakan benda luar angkasa natural yang berasal dari kepingan-kepingan asteroid, remah-remah komet atau fragmen batuan bulan atau mars yang terlempar ke langit dalam tumbukan dahsyat di masa lampau.

Meteoroid ini dinilai berbeda dengan sampah antariksa. Sampah antariksa merupakan benda jatuh buatan manusia. Benda itu bisa berupa satelit bekas, roket bekas atau sisa kegiatan penjelajahan antariksa lainnya yang dilakukan manusia.

Ketika memasuki atmosfer Bumi, kecepatan sampah antariksa selalu lebih kecil dibanding kecepatan meteor yang jatuh. Fenomena meteor jatuh di Bangga membuat geger warga sekitar, lantaran penampakan cahaya dari fenomena tersebut sangat terang.Meteor di