Mendongeng memiliki banyak manfaat. Salah satunya dapat mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua. Tak heran jika mendongeng menjadi salah satu tradisi yang cukup melekat khususnya di kalangan keluarga Indonesia.
Kegiatan mendongeng seringkali dilakukan saat menjelang waktu tidur. Saat mendongeng, para orang tua membacakan sebuah cerita ringan sambil mendekap anak-anak mereka di atas tempat tidur.
Pendongeng Ayo Dongeng Indonesia, Cahyono Budi Darmawan mengatakan, dongeng bisa diceritakan kepada anak kapan saja. Hal terpenting yang perlu dipikirkan para orang tua adalah hanya kemauan meluangkan waktu untuk mendongeng.
“Dongeng bukan waktu luang. Tapi luangkanlah waktu. Membuat waktu untuk mendongeng,” beber Budi di tengah acara Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) di Aceh beberapa waktu lalu.
Seiring kemajuan teknologi, kebiasaan mendongeng untuk anak ikut mengalami perubahan. Kini sudah beralih ke ruang-ruang virtual.
Jelang peringatan Hari Dongeng Sedunia yang jatuh pada 20 Maret 2021 lalu, akun Youtube Google Indonesia merilis 34 cerita rakyat nusantara. Kanal bertajuk Dongeng, Yuk! pun bisa dinikmati di akun tersebut.
Berbagai dongeng bisa dinikmati, mulai dari cerita tentang Bawang Merah dan Bawang Putih dari Riau, Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, dan berbagai dongeng lain yang populer.
Sejumlah cerita tersebut dibawakan oleh sejumlah tokoh terkenal seperti Najwa Shihab yang merupakan Duta Baca Nasional, Chelsea Islan, Novita Angie, Moonella dan Ibu, serta kreator konten YouTube Duo Harbatah, dan tokoh-tokoh lainnya.
Bukan cuma membacakan cerita, mereka juga mengubah-ubah suara tokoh yang tengah diceritakan. Chelsea Islan misalnya, saat membawakan sosok Bandung Bondowoso, ia berbicara dengan suara yang berbeda seperti suara laki-laki.
Saat Aisyah Hanifah membawakan cerita tentang Batu Menangis, ia memanfaatkan boneka untuk dijadikan media bercerita. Selain dibawakan dengan cara unik, YouTube juga membuat ilustrasi menarik sehingga bisa membuat anak tetap menyimak dongeng.
Video dongeng tersebut menambah ragam bentuk bercerita sebagai pengantar tidur. Meski lebih praktis dan sang buah hati bisa menonton langsung, peran orang tua tetap dibutuhkan untuk menemani sang buah hati.
Bimbingan orang tua masih diharapkan untuk menemani anak memperhatikan cerita dan menyampaikan pesan-pesan moral dari dongeng itu.
Pendongeng dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi) Cahyono Budi Dharmawan menuturkan, tidak semua anak bisa menyukai cerita kancil mencuri timun atau kucing bersepatu lars.
Menurut Budi, cerita fabel yang melibatkan binatang sebagai tokoh utamanya, lebih cocok untuk anak-anak yang berusia di bawah tujuh tahun. Tema dongeng mesti disesuaikan dengan usia anak.
Tapi pada prinsipnya, semua dongeng sama saja. Yang dilontarkan berupa kisah yang bermakna dan bisa diambil hikmahnya. Psikologis anak-anak berbeda-beda tergantung usia masing-masing.
Hanya saja, kisah yang dituturkan tentu harus mengandung pesan moral yang dapat dijadikan rujukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lalu anak akan mengaitkannya dengan kehidupan mereka sendiri.
“Sehingga mereka bisa berpikir, ‘Oh tokoh ini berhasil karena setiap hari melakukan ini. Nah yang cocok buat saya yang mana,” tukas Budi.