in

Riset Buktikan Steroid Pembesar Otot Rusak Reproduksi Pria

Ilustrasi membentuk otot. Foto: Antondotsenko

Sebuah hasil studi menunjukkan dampak penggunaan steroid pembesar otot terhadap Kesehatan reproduksi pria. Studi ini telah dipublikasikan di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

Penulis studi, Jon Rasmussen menyebut penggunaan obat steroid pembesar otot dapat merusak fungsi testis pria selama bertahun-tahun setelah berhenti meminum obat. Studi melibatkan 132 pria berusia 16-50 tahun yang rajin melakukan latihan kekuatan otot yang bersifat rekreasional sebagai peserta.

“Hasil studi ini menunjukkan adanya disfungsi testis yang bertahan lama,” ungkap Jon Rasmussen, dikutip dari CNN, Selasa (23/3/2021).

Dalam studi, peneliti membagi peserta ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama berisi mereka yang tidak pernah menggunakan steroid. Kelompok kedua terdiri dari mereka yang menggunakan steroid saat ini, dan kelompok ketiga terdiri dari mantan pengguna steroid yang berhenti tiga tahun sebelumnya.

Kadar testosteron yang terus berfluktuasi mendorong para peneliti menggunakan penanda baru guna menemukan indikasi berkurangnya fungsi testis. Peneliti pun menggunakan serum insulin-like factor 3 (INSL-3) yang tak lain adalah hormon buatan yang dibuat di dalam testis.

Peneliti pun menemukan bahwa pria yang pernah menggunakan steroid memiliki konsentrasi INSL-3 yang jauh lebih rendah dibandingkan kelompok lainnya. Bahkan, semakin lama jangka waktu penggunaan steroid, semakin rendah pula kadar INSL-3 yang ditemukan.

Steroid anabolik adalah hormon testosteron buatan yang dibuat di laboratorium. Penggunaannya merusak sumbu hormonal hipotalamus-hipofisis-testis, artinya dapat menghentikan produksi testosteron dan mengganggu kesuburan.

“Pemulihan sumbu hormonal ini memerlukan waktu yang panjang atau bahkan mungkin tidak pulih sama sekali,” beber Rasmussen.

Penggunaan obat steroid anabolik tersebut menyebabkan beberapa hal, mulai penyusutan pada testis, kadar testosteron menjadi lebih rendah, penurunan keinginan seks, jumlah sperma menurun, masalah ereksi, hingga pertumbuhan payudara pada pria.

Tak hanya itu, dampak penyalahgunaan steroid anabolik juga dikaitkan dengan masalah lainnya, seperti tekanan darah dan kolesterol tinggi serta meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.

Ahli kedokteran olahraga Harvard Medical School, Shalender Bhasin menyebutkan, efek samping dari penggunaan steroid anabolik terus berkembang. Menurutnya, sebagian besar pria yang menggunakan steroid anabolik akan memiliki masalah dengan testosteron dan produksi sperma, tergantung pada durasi penggunaan.

“Ada persepsi yang salah, yang menyebutkan bahwa bagaimana pun obat ini aman dan efek sampingnya dapat dikelola,” ungkap Bhasin, yang tidak terlibat dalam penelitian.