in

Rincian Biaya Bangun Hunian di Bulan Menurut Pakar

Ilustrasi Astronom. Foto: Infoastronomy.org

Banyak orang sudah memiliki keinginan untuk tinggal di bulan. Bahkan, beberapa badan antariksa milik negara dan perusahaan swasta tengah berlomba untuk bisa mengirim manusia dan membangun pangkalan permanen di Bulan.

Namun tinggal di Bulan disebut membutuhkan biaya yang mahal. Lantaran banyak hal yang harus disiapkan agar manusia bisa tinggal di sana. Hunian yang dibangun harus mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca ekstrim dan lingkungan tanpa gravitasi.

Melihat fenomena ini, pakar keuangan dunia telah memperhitungkan hampir setiap aspek kepemilikan properti di Bulan, seperti dari tata letak rumah di bulan, biaya energi, makanan, dan kebutuhan lainnya, seperti dilansir BGR, Rabu (24/3/2021).

Pakar menggunakan data dari berbagai sumber dan mewawancarai para ahli untuk memperoleh gambaran paling akurat jumlah rincian biaya kepemilikan rumah di satelit alami Bumi itu.

Hasilnya, disebutkan bahwa setiap orang membutuhkan biaya sekitar US$62 juta atau Rp894 miliar untuk membangun satu unit rumah. Biaya itu terdiri dari uang muka 10 persen, hipotek Bulan akan dikenakan biaya sekitar US$326 ribu per bulan atau Rp4,7 miliar selama 25 tahun.

Setelah pembangunan rumah pertama, biaya rumah berikutnya akan lebih murah. Rumah kedua dan selanjutnya hanya akan menelan biaya sekitar US$52 juta atau Rp750 miliar. Sebab kontraktor sudah mengetahui sistem yang tepat untuk mewujudkan rumah Bulan dari rumah pertama.

Dikutip dari Money, Bulan menawarkan pilihan berbagai lokasi. Setiap lokasi mempunyai keunikan tersendiri, seperti dari danau yang tenang atau medan pegunungan.

Untuk biaya perizinan tanah dari satu lokasi ke lokasi lain bervariasi, tergantung kondisi daerah tersebut. Satu hektar tanah di Bulan yang paling dicari, yakni ‘Laut Hujan’ yang dikenakan biaya US$131 atau Rp1,8 juta. Sementara lisensi di ‘Laut Uap’ hanya butuh biaya US$18,8 atau Rp260 ribu.

Menurut analisis keuangan, Salman Haqqi, yang mahal adalah biaya untuk mengangkut komponen penting ini dari Bumi ke Bulan. Pakar menyebut itu menelan biaya rata-rata US$8 juta atau Rp115 miliar.

Untuk membangun rumah yang aman dari berbagai aktivitas luar angkasa seperti hujan meteor, bisa menelan biaya hingga US$40 juta atau Rp579 miliar. Sehingga, dengan asumsi mark-up untuk sebuah properti rata-rata 27,61 persen maka setiap orang membutuhkan biaya sedkitinya US$62 juta untuk membeli rumah pertama di Bulan.

Hal terpenting, menghasilkan energi saat hidup dalam kondisi ekstrem di Bulan. Sehingga, calon warga bulan harus mempertimbangkan beberapa opsi alternatif.

Cara yang paling efisien untuk menghasilkan listrik di Bulan yakni dengan membeli reaktor nuklir kecil seharga US$1,3 miliar atau Rp18,7 triliun. Bisa juga berinvestasi pada 34 panel surya yang akan menghasilkan listrik yang cukup untuk menjalankan satu rumah dan hanya membutuhkan biaya US$23.500 atau Rp339 juta.

Dari segi makanan, belum ada kepastian dari ahli. Tapi diprediksi bahwa tujuh rumah kaca dibutuhkan untuk menghasilkan satu ton makanan untuk satu rumah yang dihuni empat orang.

Bila ingin hidup nyaman selama setahun, dibutuhkan 5,4 ton air untuk mengatur pertumbuhan tanaman dan hidrasi pribadi untuk satu rumah tangga. Mengangkut air dalam jumlah yang besar ke seluruh alam semesta terbilang mahal. Sehingga daur ulang air menjadi cara yang paling murah dan efisien.