Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat Gunung Merapi memuntahkan 33 kali guguran lava pijar dan satu kali guguran awan panas selama periode 18 jam terakhir.
Tercatat intensitas tersebut terjadi dalam tiga priode. Mulai 20 April pukul 12.00-18.00, 18.00-24.00 dan 21 April pada pukul 00.00-06.00 WIB.
“Awan panas guguran Merapi tanggal 20 April 2021 terjadi pukul 22.51 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 32 milimeter dan durasi 103 detik serta jarak luncur ±1.800 meter ke arah barat daya,” kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dilansir Tempo Rabu, 21 April 2021.
Seperti diketahui, sejak 5 November 2020, status merapi tetap di level III atau siaga hingga saat ini. Bahkan semburan guguran lava pijar terus meningkat.
Dimulai dari pengamatan 20 April 2021 pada rentang 12.00-18.00 WIB, tercatat ada delapan kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya.
Kemudian pada periode 18.00-24.00 WIB teramati 1 kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya disertai 14 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya.
Pada 21 April 2021 pukul 00.00-06.00 WIB teramati Merapi kembali memuntahkan 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat daya.
Saat ini BPPTKG belum mencabut rekomendasi yang menyatakan bahwa potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa awan panas dan guguran lava pada sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh 5 kilometer dan pada sektor tenggara, yaitu Sungai Gendol sejauh 3 kilometer.