in

Bumi Super Baru Mengorbit Bintang Katai Merah, Cikal Bakal Objek Studi

Ilustrasi. Foto: NASA

Studi oleh ilmuwan di Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC), Pulau Canary, Spanyol, menemukan Bumi Super (Super-Earth) baru. Hasil studi para ilmuwan tentang penemuan telah dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Dalam beberapa sebelumnya, memang telah ada penelitian mendalam tentang bintang katai merah untuk menemukan exoplanet yang mengorbit di sekitar bintang tersebut.

Peneliti mengatakan bahwa bintang-bintang katai ini memiliki suhu permukaan antara 2.400 derajat K dan 3.700 derajat K, atau lebih dari 2.000 derajat lebih dingin dari Matahari. Massa bintang katai tersebut antara 0,08 hingga 0,45 massa Matahari, dikutip dari Science Daily, Selasa (27/4/2021).

Para ilmuwan yang dipimpin oleh Borja Toledo Padron, seorang mahasiswa doktoral Severo Ochoa-La Caixa di Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC), telah menemukan super-Earth atau Bumi Super yang mengorbit bintang katai merah, GJ 740, yang berada sekitar 36 tahun cahaya dari Bumi.

Planet tersebut mengorbit bintangnya dengan jangka waktu 2,4 hari dan memiliki massanya sekitar 3 kali massa Bumi. Karena bintang tersebut sangat dekat dengan Matahari, dan planet tersebut sangat dekat dengan bintang, maka super-Bumi baru ini dapat menjadi objek penelitian masa depan.

Diperkirakan menjelang akhir dekade ini, Bumi Super tersebut dapat diamati dengan teleskop berdiameter sangat besar.

“Ini adalah planet dengan periode orbit terpendek kedua di sekitar bintang jenis ini. Massa dan periode menunjukkan planet itu berbatu, dengan radius sekitar 1,4 jari-jari Bumi, yang dapat dikonfirmasi dalam pengamatan mendatang dengan satelit TESS,” ungkap Borja Toledo Padron.

Borja Toledo Padron, penulis pertama artikel ini menambahkan bahwa selain Bumi Super baru, data tersebut juga menunjukkan keberadaan planet kedua dengan periode orbit 9 tahun. Exoplanet kedua itu memiliki massa yang sebanding dengan Saturnus, yakni mendekati 100 massa Bumi.

Meskipun sinyal kecepatan radialnya dapat disebabkan oleh siklus magnet bintang, mirip dengan Matahari, setidaknya diperlukan lebih banyak data untuk mengonfirmasi bahwa sinyalnya benar-benar disebabkan oleh sebuah planet.

Misi Kepler, yang diakui sebagai salah satu yang paling berhasil dalam mendeteksi planet ekstrasurya menggunakan metode transit telah menemukan total 156 planet baru di sekitar bintang dingin.

Metode transit yaitu mencari variasi kecil dalam kecerahan bintang yang disebabkan oleh transit antara planet itu dan diri kita sendiri dari planet yang mengorbit di sekitarnya. Dari datanya diperkirakan bahwa bintang jenis ini rata-rata menampung 2,5 planet dengan periode orbit kurang dari 200 hari.

“Pencarian eksoplanet baru di sekitar bintang dingin didorong oleh perbedaan yang lebih kecil antara massa planet dan massa bintang dibandingkan dengan bintang di kelas spektral yang lebih hangat, serta jumlah yang besar dari jenis bintang di galaksi kita,” kata Borja Toledo Padron.

Ilmuwan menyebut bahwa bintang dingin juga merupakan target ideal untuk pencarian planet atau eksoplanet baru melalui metode kecepatan radial.

Sejak penemuan sinyal kecepatan radial pertama dari sebuah planet ekstrasurya di sekitar bintang dingin pada tahun 1998, hingga saat ini, sebanyak 116 eksoplanet telah ditemukan di sekitar kelas bintang ini dengan menggunakan metode kecepatan radial.

“Kesulitan utama dari metode ini terkait dengan aktivitas magnet yang intens dari jenis bintang ini, yang dapat menghasilkan sinyal spektroskopi yang sangat mirip dengan yang ada di planet ekstrasurya,” kata Jonay I. González Hernández, peneliti IAC yang merupakan rekan penulis artikel ini.