Sebagian orang memiliki kebiasaan menghangatkan menu makanan buka puasa agar bisa disantap kembali saat sahur.
Ternyata, kebiasaan tersebut tidak disarankan oleh dokter gizi. Dokter spesialis gizi klinis dari Universitas Indonesia, dr. Putri Sakti, mengatakan bahwa lebih baik menyiapkan bumbu serta bahan untuk dua porsi sekaligus, agar lebih praktis diolah saat sahur.
“Memang yang terbaik tidak boleh dipanaskan . Saya sarankan bikin bumbunya untuk dua porsi, saat buka puasa dan sahur,” kata Putri, dikutip Antara.
Dia lalu memberikan contoh.”Misalnya membuat sop, bumbu dasarnya dibuat dobel, lalu kaldunya dibuat satu panci besar. Nanti saat sahur tinggal masukkan sayurannya saja dengan harapan kandungan dalam sayuran tidak rusak,” katanya.
Putri juga merekomendasikan hidangan berkuah semisal sop dengan sayuran yang bervariasi atau ditambah bahan lain semisal ayam, daging atau kacang merah. Sehingga, dalam satu hidangan sudah mencakup sumber vitamin, protein hewani dan nabati.
“Saya pilih kuah-kuahan karena kita butuh menambah cairan untuk seharian, di samping juga tidak ribet membuatnya. Lalu, dengan variasi sayur. Masukkan juga ayam potong atau besoknya dengan daging, kacang merah. Jadi dalam satu kali masak sudah ada protein hewani, nabati dan sayur,” katanya.
Jika ingin menghidangkan ikan balado, dia menyarankan ditambahkan dengan tahu atau tempe. Setelahnya,Anda tinggal menambah sayuran sebagai lauk lainnya.
Cara ini dapat meminimalisasi waktu memasak agar tidak terlalu lama.