in

Waspada Dua Kondisi Ban yang Bisa Sebabkan Bus dan Truk Kecelakaan

Ilustrasi. Foto: Bridgestone

Kecelakaan lalu lintas kerap terjadi di Indonesia. Selain melibatkan sepeda motor, angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus juga cukup tinggi. Untuk menekan fenomena ini tentunya dibutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai pihak termasuk pemilik armada truk dan bus.

Salah satu usaha untuk mengurangi angka kecelakaan adalah pengetahuan perawatan kendaraan yang menyeluruh bagi para pemilik sekaligus awak angkutan, baik bus dan truk, termasuk juga perawatan ban.

“Para pemilik angkutan tentunya tidak boleh mengesampingkan pentingnya merawat ban kendaraan mereka karena ban merupakan satu-satunya elemen dari kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan,” ungkap Arko Kanadianto Head of Corporate Communications & Public Relations PT Bridgestone Tire Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/5/2021).

Arko menjelaskan saat bergulir di jalan, suhu pada ban akan naik akibat adanya gesekan antara permukaan ban dengan jalan dan defleksi atau terjadi tekukan pada dinding ban. Panas tersebut tidak bisa dikontrol atau dihindari yang bisa diminimalisir adalah panas akibat defleksi ban.

“Banyak pihak yang belum menyadari bahwa panas merupakan musuh utama ban,” tambahnya.

Arko juga membagikan tips dari Bridgestone mengenai cara meminimalisir panas akibat defleksi sehingga tidak berakibat buruk pada kondisi ban. Menurutnya yang perlu diperhatikan di antaranya adalah kondisi tekanan angin dan kondisi muatan atau beban.

  1. Kondisi Tekanan Angin

Semakin rendah tekanan angin yang digunakan, maka defleksi pada ban akan semakin tinggi sehingga meningkatkan temperatur atau suhu ban. Saat suhu panasnya berlebih maka daya adhesi gaya tarik menarik antara partikel yang berbeda antar lapisan komponen dalam ban akan melemah dan bahkan bisa sampai meledak.

Contoh kerusakan akibat kurangnya tekanan angin yang banyak ditemukan adalah separasi. Selain itu kerusakan yang paling ringan adalah aus tidak rata di bagian sisi telapak ban. Aus tidak rata ini menyebabkan menurunya umur pakai ban atau ban menjadi tidak awet.

  1. Kondisi Muatan atau Beban

Umumnya kendaraan pengangkut barang di Indonesia mengangkut beban melebihi standar yang direkomendasikan. Hal ini sering ditemui di jalanan dan sangat tidak direkomendasikan untuk dilakukan karena berdampak pada tekanan angin yang berlebih.

Arko menyebut hal ini bisa membuat suhu pada ban cepat panas dan berdampak pada performa ban secara keseluruhan bahkan keselamatan.

Ia merekomendasikan untuk rutin memeriksa tekanan angin ban selalu sesuai standar. Jangan pernah meremehkan pentingnya tekanan angin ban komersial baik untuk ban dengan konstruksi bias maupun radial.

Mengecek tekanan angin juga tak boleh dilakukan sembarangan, perlu mengikuti langkah-langkahnya menggunakan alat ukur yang sesuai standar. Seperti, ban harus dalam kondisi dingin, minimal setelah kendaraan parkir selama 3 – 4 jam, atau lakukan pemeriksaan tekanan angin pada pagi hari sebelum kendaraan beroperasi.

Lalu, selalu kondisikan muatan truk sesuai rekomendasi dari pabrikan. Jangan sampai para pemilik kendaraan angkutan membawa beban melebihi standar.