in

Plastik Berhasil Didaur Ulang jadi Bahan Bakar Pesawat dalam Sejam

Ilustrasi pesawat. Foto: Shutterstock

Dalam beberapa dekade terakhir, limbah plastik telah menumpuk dan menyebabkan krisis lingkungan, mencemari lautan, dan bahkan menjadi lingkungan ‘alami’ di seluruh dunia.

Sedangkan saat plastik rusak, potongan kecil mikroplastik malah ditemukan masuk ke makanan dan berpotensi menjadi ancaman bagi kesehatan.

Sebagai solusi, peneliti dari Washington State University berhasil mengubah plastik menjadi bahan bakar pesawat. Proses pengerjaan atau daur ulang plastik tersebut juga dikatakan lebih mudah dan hemat biaya.

Para peneliti menyatakan bila mereka mampu mengubah 90 persen plastik menjadi bahan bakar pesawat dan produk hidrokarbon berharga lainnya dalam waktu satu jam.

Pengerjaan proyek ini dipimpin mahasiswa pascasarjana Chuhua Jia dan Hongfei Lin, profesor di Sekolah Teknik Kimia dan Bioteknologi Gene dan Linda Voiland dan telah masuk jurnal, Chem Catalysis.

“Dalam industri daur ulang, biaya daur ulang kuncinya. Pekerjaan ini merupakan tonggak penting bagi kami untuk memajukan teknologi baru ini ke komersialisasi,” ungkap Lin dikutip Sciencedaily, Rabu (19/5/2021).

Daur ulang plastik jadi material apapun saat ini dianggap jadi solusi. Metode daur ulang mekanis paling umum adalah melelehkan plastik dan membentuknya kembali, tetapi itu menurunkan nilai ekonomis dan kualitasnya untuk digunakan dalam produk lain.

Lalu ada daur ulang bahan kimia yang dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih tinggi, tetapi memerlukan suhu reaksi tinggi dan waktu pemrosesan lama, ini dianggap terlalu mahal dan tidak praktis untuk diadopsi industri.

Karena keterbatasan tersebut juga, hanya sekitar sembilan persen plastik di Amerika Serikat yang didaur ulang setiap tahun. Dengan proses tersebut, para peneliti kemudian mengembangkan proses katalitik untuk secara efisien mengubah polietilen menjadi bahan bakar jet dan pelumas bernilai tinggi.

Polietilen, juga dikenal sebagai plastik paling umum digunakan dalam berbagai macam produk mulai dari kantong plastik, botol susu plastik dan botol sampo hingga pipa tahan korosi, kayu komposit plastik kayu, dan furnitur plastik.

Peneliti menyampaikan untuk proses daur ulang mereka menggunakan rutenium pada katalis karbon dan pelarut yang biasa digunakan.

Mereka mampu mengubah sekitar 90 persen plastik menjadi komponen bahan bakar jet atau produk hidrokarbon lainnya dalam waktu satu jam pada suhu 220 derajat Celcius (428 derajat Fahrenheit). Ini diklaim lebih efisien dan lebih rendah daripada suhu yang biasanya digunakan.

“Sebelum percobaan, kami hanya berspekulasi tapi tidak tahu apakah itu akan berhasil. Hasilnya sangat bagus,” tambah Lin.

Dikutip dari Eurekalert, dengan dukungan dari Washington Research Foundation, para peneliti ini juga bekerja untuk meningkatkan proses komersialisasi daur ulang plastik di masa depan. Mereka juga percaya proses pengerjaan ini juga dapat diaplikasikan secara efektif dengan jenis plastik lain.