in

Mengidentifikasi Kekuatan Beruang Air Bertahan dalam Kondisi Ekstrem

Hewan tardigrade atau beruang air ini tak berada di ruang angkasa, tapi mereka terbukti yang bisa selamat dari perjalanan luar angkasa. Foto: Getty Images

Tardigrade atau beruang air dikenal sebagai hewan mikroskopis yang punya kemampuan untuk beradaptasi di beberapa kondisi ekstrem. Seperti misalnya, tahan terhadap suhu beku, dehidrasi, dan bahkan ruang hampa udara.

Kini untuk mengetahui seberapa kuat tardigrade dapat bertahan dalam kondisi tertentu di luar angkasa, peneliti melakukan eksperimen yang cukup ekstrem, menembakkan mahluk tersebut dengan pistol berkecepatan tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan di Astrobiology, tardigrade bisa ditemukan di mana-mana secara global, baik di ekosistem darat dan air. Tak mengherankan, mahluk kecil ini mampu bertahan dalam kondisi yang tak masuk akal, seperti dikutip Science Alert, Kamis (20/5/2021).

Ketika kondisi makin buruk, tardigrade dapat mengering, mengatur ulang tubuh, dan memasuki kondisi mati suri selama bertahun-tahun. Anda dapat membuang tardigrade di mana pun, mulai dari suhu beku, nol oksigen, tekanan tinggi, ruang hampa udara, radiasi kosmik, dan bahkan dididihkan.

Tardigrade kemudian menjadi berita utama pada 2019 setelah pesawat ruang angkasa membawanya ke Bulan dan mahluk ini berhasil selamat. Hal itu menimbulkan beberapa pertanyaan menarik, seperti seberapa kuat mahluk ini bisa bertahan di luar angkasa.

Tertantang untuk menjawab pertanyaan itu, ahli astrokimia Alejandra Traspas dan astrofisikawan Mark Burchell, keduanya dari Universitas Kent di Inggris, merancang eksperimen untuk mengetahuinya dengan menggunakan pistol berkecepatan tinggi untuk menembak tardigrade.

Pertama-tama, peneliti memasukkan dua atau tiga Hypsibius dujardini, spesies tardigrade air tawar dalam peluru nilon yang telah dibekukan. Peluru kemudian dimasukkan ke dalam pistol, dan ditembakkan ke target pasir di ruang hampa dengan kecepatan dari 0,556 hingga 1,00 kilometer per detik.

Setelah itu, peneliti menuangkan pasir ke dalam kolom air untuk mengisolasi tardigrade dan mengamatinya berapa lama mereka sadar. Sebagai kontrol, 20 tardigrade juga dibekukan namun tak ditembakkan dari pistol.

Hasilnya, tardigrade kontrol dapat pulih setelah sekitar 8-9 jam. Sementara tardigrade yang ditembakkan dapat bertahan hidup namun membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.

Tetapi, peneliti mengungkapkan, pada tembakan berkecepatan tinggi, yakni 901 meter per detik, tardigrade tak dapat bertahan dan secara fisik hancur. Hal ini menunjukkan bahwa ambang batas kecepatan benturan untuk tardigrade berada di angka 900 meter per detik atau setara dengan tekanan kejut 1,14 gigapascal.

Meski studi ini tak secara langsung menjawab pertanyaan apakah tardigrade bisa hidup setelah ada tubrukan berkecepatan tinggi, eksperimen ini akan membantu para peneliti untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan tardigrade bertahan di luar angkasa, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kelangsungan hidup organisme.

“Struktur kompleks yang mengalami kerusakan akibat peristiwa guncangan bukan hal yang mengejutkan. Keunikan di sini mungkin adalah pemulihan dan kelangsungan hidup masih terjadi sampai sebelum terjadinya peristiwa tubrukan yang menghancurkan tardigrade,” ungkap peneliti dalam studi.