in

Akhir Skandal Siasati Skor Bola 2011, Pelaku Terancam Penjara Ribuan Tahun

Skuad Fenerbahce pada 2018 lalu. Foto: Reuters

Skandal pengaturan skor Fenerbahce tahun 2011 lalu kembali bikin heboh. Dua orang yang diduga merancang skandal itu dijerat hukuman ribuan tahun penjara.

Dilansir Reuters, Pengadilan Turki memvonis dua orang yang disebut merancang skandal pengaturan skor di Turki pada 2011. Keduanya adalah seorang eksekutif media, Hidayet Karaca dan mantan kepala polisi Nazmi Ardic.

Tak tanggung-tanggung, ribuan tahun penjara dituntut kepada keduanya. Karaca dituntut hukuman penjara selama 1.406 tahun penjara setelah dituduh menghasut penyadapan panggilan telepon dan pemalsuan dokumen.

Sementara Ardic bahkan dijerat sanksi 2.170 tahun penjara. Hukuman penjara juga diberikan kepada 25 terdakwa lainnya.

Skandal pengaturan skor di Turki sedekade lalu cukup menggemparkan. Belasan orang ditangkap, termasuk mantan presiden Fenerbahce Aziz Yildrim, yang dipenjara selama enam tahun karena dituduh mengatur pertandingan dan membentuk organisasi ilegal.

Fenerbahce sendiri sempat dibekukan dari kompetisi Eropa selama dua tahun. Besiktas juga kena getahnya kala itu.

Dikutip dari Reuters, tuduhan pengaturan skor itu dibuat Jaksa yang terkoneksi dengan Fethullah Gulen, ulama Turki yang telah berada di AS, yang juga sempat didakwa dengan percobaan kudeta pada 2016.

Jaksa dan hakim yang membuka dan memutuskan kasus pada 2011 telah melarikan diri dari Turki setelah kudeta lima tahun lalu.

Pada 2016, dakwaan Jaksa Istanbul mengatakan tuduhan pengaturan skor adalah plot yang dirancang pendukung Gulen. Mereka diklaim telah menyusup hingga ke pengadilan dan kepolisian Turki, untuk menjebak klub dan menggulingkan pemimpinnya.

Dalam persidangan, Yildirim juga sudah membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Ia sempat mengatakan bahwa konspirasi ini dibuat memang untuk menjatuhkan Fenerbahce.

Pada 2020, para terdakwa yang sempat dipenjara akibat skandal pengaturan skor itu pada putusan pengadilan tahun 2012 sudah resmi dibebaskan. Termasuk Yildirim dan beberapa orang lain yang terdiri dari manajer klub dan mantan pemain.

Ketua Fenerbahce Ali Koc mengatakan, klubnya terbukti menjadi korban yang tidak bersalah dari komplotan jaringan Gulen. Dia mengaku akan menempuh jalur hukum untuk menuntut kompensasi “finansial dan moral”.