in

Sejarah dan Penyebab Setir Mobil di Indonesia Terletak di Kanan

Setir mobil Indonesia di sebelah kanan. Foto: Theverge.com

Untuk diketahui bahwa di dunia ini ada dua standardisasi dalam lalu lintas, yakni left-driving dan right-driving. Posisi mengemudi di Indonesia berada di kanan, dengan jalur mengemudi di sisi kiri.

Sementara itu, banyak negara posisi setir mobilnya ada di sebelah kiri. Artinya, posisi mengemudi di dunia terbagi dua, sisi kiri dan kanan kecuali sopir bajaj yang sendirian ada di tengah-tengah.

Dikutip dari laman BBC, asal-usul setir kanan terkait dengan kebiasaan ketika Inggris berada di bawah kekuasaan Romawi. Saat itu, Tentara Romawi berbaris di sisi kiri jalan dan konvensi ini terus berlaku di Inggris sampai sekarang.

Setelah kehanjuran bangsa Romawi, Inggris yang merupakan negara penjelajah kemudian membawa kebiasaan tersebut ke negara koloni dan beberapa negara lainnya.

Inggris bahkan mengesahkan kebiasaan kendaraan yang melaju di sisi kiri jalan dalam undang-undang jalan raya yang disahkan pada 1835. Setelah terbitnya peraturan itu, para insinyur Inggris merancang kereta yang didesain untuk dikemudikan di sisi kiri, yang artinya posisi kusir ada di sebelah kanan.

Awal mula posisi mengemudi berawal dari jalur lalu lintas gerobak pertambangan milik Romawi di Swindon, Inggris. Gerobak ini membentuk pola lajur mengemudi di sebelah kiri, berdasarkan bentuk amblesnya jalan yang dipakai mengangkut hasil tambang.

Selain itu, penunggang kuda umumnya juga menggunakan lajur kiri jalan. Alasannya, mereka memegang tali kekang dengan tangan kiri dan membiarkan tangan kanannya bebas untuk menghormati satu sama lain atau untuk melindungi diri dengan pedang.

Peraturan resmi pertama di Britania untuk perintah lalu lintas di lajur kiri ditetapkan pada 1756 saat menggarap London Bridge. Highway Act 1773 berisi sebuah perintah bahwa lalu lintas kuda haris di lajur kiri dan lantas diabadikan pada Highway Act 1835 bagian 78.

Pada tahun 1700-an, perpindahan dari lajur kiri ke kanan terjadi di negara seperti Amerika Serikat. Saat itu, pengemudi mulai menggunakan pedati dengan muatan besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda.

Si pengemudi duduk di kuda belakang sebelah kiri dan cambuknya di tangan kanan. Dengan posisi duduk ini, pengemudi secara alami bisa mendahului gerobak lain yang berjalan di lajur kiri. Kebiasaan ini tidak berubah sampai saat kendaraan bermotor diciptakan.

Pada kendaraan bermotor pertama, kursi mengemudi dipasang di tengah. Beberapa pembuat mobil akhirnya memilih untuk memasangnya dekat dengan tengah jalan untuk membantu pengemudi melihat lajur yang berlawanan.

Pengguna Setir Kiri dan Kanan

Sejumlah 35% negara di dunia mengadopsi posisi setir mobil di sebelah kanan seperti di Indonesia, sedangkan 65% lainnnya mengadopsi posisi kemudi di sebelah kiri.

Posisi mengemudi di kanan atau right driving pada umumnya melaju di jalur sisi kiri. Contoh negara yang menerapkan aturan ini yaitu Inggris, Jepang, Australia, India, Singapura, Malaysia, dan tentu saja Indonesia.

Awal mula Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara menggunakan setir kanan karena dulunya negara-negara tersebut menjadi jajahan Inggris. Banyak dari konsep jalur di suatu negara dibawa oleh para penjajah. Mereka lantas menerapkan aturan yang diterapkan oleh negaranya sendiri ke negara-negara kolonial.

Awalnya ketika menjajah Indonesia, Belanda juga menganut sistem setir kanan. Namun Belanda dikalahkan oleh Prancis, dan sejak ketika itu cara mengemudi di Belanda pun ikut berubah menjadi setir kiri.

Jalur kanan alias setir kiri baru mulai dipopulerkan setelah terjadinya revolusi Perancis. Cara ini mulanya dibuat sebagai simbol perlawanan terhadap kerajaan, Napoelon menerapkan jalur kanan di Pranacis.

Ada beberapa dugaan mengapa panglima perang Prancis kelahiran Italia ini memilih berjalan di lajur kanan. Dugaan pertama karena ia kidal atau memiliki tangan kiri yang lebih hidup dibandingkan dengan tangan kanan.

Singkatnya, pada abad ke 19 Napoeleon hampir berhasil menguasai seluruh Eropa. Pasukan Napoleon kemudian ia menyebarluaskan aturan jalur kanan tersebut ke berbagai negara yang mereka kuasai, kecuali Inggris.

Beberapa mengatakan bahwa mengemudi di sisi kiri dilakukan untuk menentang Paus, ada pula yang berpendapat bahwa mereka tak ingin menetapkan peraturan yang sama dengan Inggris. Akan tetapi, perubahan haluan mengemudi pada kanan jalan di Belanda tidak tidak diikuti wilayah jajahannya, termasuk Hindia Belanda dan Suriname.