Studi baru menunjukkan bahwa galaksi Bima Sakti tampak bengkok. Ilmuwan pun menyebut, ada masalah yang muncul di tepi galaksi yang kita tinggali.
Pengukuran baru menunjukkan adanya distorsi aneh pada dari cakram galaksi yang hampir tidak bergerak, seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (5/6/2021).
Para ilmuwan belum mengetahui apa yang terjadi dengan galaksi kita. Bahkan, laporan baru tersebut disebut bertentangan dengan studi sebelumnya. Mereka pun tidak tahu mana temuan yang benar tentang laporan tersebut.
Para astronom menggambarkan Galaksi Bima Sakti sebagai galaksi spiral berbentuk piringan datar, berlengan ganda yang berputar-putar dan dengan bintang-bintang yang berkelap-kelip. Namun, sejak pertengahan abad ke-20, para astronom telah mengetahui bahwa sebagian gambaran tentang bentuk dan struktur galaksi Bima Sakti tampak salah.
Studi hasil pengamatan radio dari spektrum elektromagnetik pertama kali mengungkapkan bahwa batas terjauh galaksi Bima Sakti yang kita tinggali ini tampak bengkok atau melengkung. Beberapa bagian tampak terkulai ke bawah dan bagian lain menekuk ke atas, seperti piringan hitam tertinggal di piring panas.
Selanjutnya, data menunjukkan bahwa fitur ini, dikenal sebagai lengkungan galaksi yang umum terjadi pada galaksi spiral. Hal itu disampaikan Zofia Chrobakova, kandidat doktor astrofisika di Institute of Astrophysics of the Canary Islands (IAC) di Spanyol.
“Penjelasan berbeda telah ditawarkan untuk pembentukan warp, seperti kemungkinan bahwa itu muncul dari material di sekitarnya yang jatuh ke piringan galaksi,” beber Chrobakova.
Sehingga, dalam hal ini, kemungkinan distorsi akan statis atau bergerak sangat lambat. Kendati demikian, teori lain mengungkapkan bahwa lengkungan terbentuk melalui mekanisme yang lebih dinamis.
Di antaranya seperti interaksi dengan materi gelap di tepi galaksi, atau galaksi yang lebih kecil yang mengorbit pada saudara mereka yang lebih besar.
Gagasan studi ini mengarah pada lengkungan aktif yang mungkin berputar seperti gangsing, sebuah pergerakan yang dikenal sebagai presesi. Sehingga memberi gambaran galaksi Bima Sakti menjadi tampak bengkok atau melengkung.
“Jika kita tahu seberapa cepat atau jika lengkungan berputar, itu bisa seperti sepotong teka-teki. Ini memberi tahu kita banyak informasi tentang bagaimana warp dibuat,” papar Chrobakova.
Sebuah tim yang menulis di jurnal Nature Astronomy pada tahun 2020 menggunakan informasi dari satelit Gaia Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk menyimpulkan bahwa lengkungan galaksi kita berputar. Data satelit ini menyediakan pengukuran ultra-presisi dari lokasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti.
Makalah kedua, yang diterbitkan pada bulan Desember 2020 di The Astrophysical Journal menguatkan hasil ini, menunjukkan bahwa lengkungan itu bergerak agak cepat, mengorbit dengan periode sekitar 600 juta hingga 700 juta tahun.
Chrobakova mengatakan jika itu masalahnya, prosesi akan menjadi hampir 10 kali lebih cepat dari yang diperkirakan model sebelumnya. Namun demikian, dalam sebuah studi baru, Chrobakova dan rekan penulisnya, Martin Lopez-Corredoira, juga dari IAC, menahan pengukuran sebelumnya.
Dengan melihat dan menganalisis data Gaia yang sama, tetapi memodelkan detail dengan cara berbeda, Chrobakova dan Lopez-Corredoira menemukan bahwa lengkungan galaksi Bima Sakti bergerak sekitar 3,4 kali lebih lambat dari hasul yang diumumkan tahun lalu.
Temuan dari studi keduanya tentang bentuk galaksi Bima Sakti ini telah dipublikasikan pada 13 Mei lalu di jurnal The Astrophysical Journal.
“Penelitian saya meletakkan terobosan baru ini dan mengatakan kita kembali ke tempat kita memulai. Kami menyebutnya anti-penemuan,” ungkap Chrobakova.
Kendati demikian, Ronald Drimmel, astronom di University of Turin, Italia, berkata bahwa kesalahan pada pengukuran yang dilakukan Chrobakova, cukup besar untuk membuat masa ini tidak terselesaikan.
Drimmel yang juga ilmuwan dari tim yang pertama kali mengukur lengkungan presesi galaksi Bima Sakti itu mengatakan bahwa kemungkinan studi ini menunjukkan bahwa tidak ada gerakan, atau gerakan besar.
“Ada sedikit ketidakpastian. Sebagian besar ketidaksepakatan bermuara pada bentuk yang tepat dari lengkungan galaksi itu sendiri, yang tidak dimiliki oleh tim mana pun,” kata Drimmel.
“Melakukan pengukuran seperti itu sulit. Kita berada tepat di cakram galaksi, dan awan debu membatasi seberapa jauh kita bisa melihat,” imbuhnya.
Chrobakova sepakat bahwa diperlukan data tambahan untuk memecahkan teka-teki ini dan memastikan apakah bentuk galaksi Bima Sakti benar-benar tampak bengkok atau melengkung.
Tahun 2022, Gaia diharapkan dapat merilis data baru yang dapat memberikan data tambahan tentang galaksi Bima Sakti ini. Diharapkan itu dapat menghentikan perdebatan di antara para ilmuwan.
“Bima Sakti adalah galaksi yang memiliki peluang terbaik untuk kami jelajahi dengan detail seperti itu,” ungkap Chrobakova.