Kambing dilaporkan sudah didomestikasi atau dijinakkan sejak 10.000 tahun yang lalu di daerah pegunungan Zagros yang saat ini disebut Iran Barat. Laporan ini sesuai dengan hasil studi terbaru yang telah dipublikasikan di PNAS.
“Kami memiliki deretan data arkeologi dan genetik yang tampaknya menunjukkan bahwa kita memiliki populasi pertama kambing yang diternakkan pada 10.000 tahun yang lalu,” ungkap Kevin Daly dari Trinity College Dublin di Irlandia, seperti dikutip dari New Scientist, Selasa (8/6/2021).
Temuan tersebut berdasarkan pemeriksaan fosil kambing yang terawetkan dari dua situs di pegunungan Zagros, yakni Ganj Dareh dan Tepe Abdul Hosein. Penggalian di kedua situs itu sudah dilakukan selama beberapa dekade. Hasilnya, kedua situs tersebut pernah dihuni manusia antara 8200 dan 7600 SM.
Dari pemeriksaan itu, para peneliti memperoleh DNA dari bagian kambing yang berupa 14 genom inti serta 32 genom mitokondria yang hanya diwarisi dari induk hewan.
Daly dan timnya menemukan bahwa kambing membentuk dua kelompok yang berbeda. Satu terkait erat dengan kambing domestik modern sementara yang lain dengan kambing liar modern.
Itu artinya domestikasi telah berlangsung jauh di luar kambing yang hanya dipelihara. Sementara kambing jenis liar kemungkinan besar diburu.
“Ini adalah bukti genetik paling awal dari domestikasi kambing,” beber Daly.
Lebih lanjut menurut Daly, kambing dan domba menjadi hewan yang didomestikasi setelah anjing. Setelah itu menyusul sapi dan babi. Domba dan kambing mendahului domestikasi sapi dan babi karena ukurannya yang lebih kecil. Hal tersebut menjadikannya sebagai hewan yang lebih mudah dikendalikan.
“Sapi jelas jauh lebih besar dan lebih berbahaya, begitu juga babi hutan,” jelas Daly.
Bukti domestikasi kambing sebelumnya juga pernah diketahui di Asia Barat atau Eropa Timur yang berlangsung pada 8000 SM.
Bukti arkeologi menunjukkan di beberapa lokasi, kambing jantan dibunuh secara selektif pada usia muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa kambing dipelihara di kandang daripada diburu di alam liar.
Bukti lain juga ditemukan di wilayah Turki, di mana urin kambing meninggalkan jejak kimiawi di tanah tempat hewan tersebut dipelihara.