in

Sederet Fakta tentang Edelweis, Bunga yang Tak Boleh Dipetik

Bunga edelweis. Foto: Dok. bbksdajatim.org
Bunga edelweis. Foto: Dok. bbksdajatim.org

Sederet Fakta tentang Edelweis, Bunga yang Tak Boleh Dipetik

Edelweis merupakan salah satu bunga yang tidak boleh dipetik. Bahkan publik geram ketika Aurel Hermansyah mendapat bunga Edelweis dari Atta Halilintar. Apakah ada alasan tertentu kenapa bunga edelweis dilarang dipetik?

Edelweis menjadi salah satu bunga yang kerap ditemui di kawasan pendakian. Kecantikan bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini membuat banyak pendaki ingin membawanya pulang ke rumah.

Namun perlu diketahui bahwa terdapat peraturan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem yang mendasari pelarangan pemetikan bunga berkelopak putih ini karena bunga Edelwis tumbuh di kawasan konservasi.

Selain itu dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, Edelweis juga menjadi salah satu bunga yang masuk dalam daftar dilindungi.

Berikut ini sejumlah fakta menarik tentang edelweiss yang dirangkum dari beberapa sumber.

  1. Edelweiß (Edelweis)

Edelweis berasal dari kata bahasa Jerman ‘edelweiß’, gabungan ‘edel’ artinya mulia dan ‘weiß’ yang berarti putih.

Edelweis banyak ditemukan di ketinggian 1.800-3.000 meter di atas permukaan laut. Bunga ini kali pertama ditemukan oleh naturalis Jerman, Georg KarlReinwardt di lereng Gunung Gede pada 1819. Riset mengenai bunga edelweis pun dilanjutkan oleh botanis Jerman, Carl heinrich Schultz.

  1. Terdapat Dua Jenis

Ada dua jenis edelweis, yakni Leontopodium alpinum (L. alpinum) dan Anaphalis javanica (A. javanica). L. alpinum banyak ditemukan di Bulgaria, Kroasia, Swiss, Prancis, Norwegia, India, Italia, Malaysia, Jerman juga Spanyol.

Sedangkan A. javanica bisa dijumpai di Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Gede Pangrango, Gunung Ciremai, Gunung Lawu, Gunung Kawi dan Dataran Tinggi Dieng.

  1. Berjuluk Bunga Abadi

Bunga ini berjuluk bunga abadi sebab edelweis mengandung hormon etilen sehingga bunga tidak bisa gugur atau rontok. Bunga ini pun menyiratkan petualangan dan pengorbanan besar sebab mendapatkan bunga ini perlu upaya pendakian menuju habitat aslinya.

  1. Bunga Nasional

Di Austria dan Swiss, edelweis jadi bunga nasional. Mengutip dari Helo National, orang Swiss yang ingin menunjukkan cinta sejatinya akan menanam bunga ini di lokasi yang cukup menantang untuk dicapai. Swiss dan edelweis seperti memiliki hubungan khusus. Bahkan pangkat militer tertinggi di Swiss menggunakan emblem berbentuk bunga edelweis.

  1. Bermanfaat bagi Kesehatan

Melansir dari Botanica Online, bunga edelweis memiliki aneka manfaat kesehatan. Bunga ini mampu menyediakan perlindungan mumpuni terhadap bahaya sinar ultraviolet karena kandungan flavonoid dan asam fenolik, antipenuaan alami, antiinflamasi, antibakteri, juga melawan gangguan pencernaan.

  1. Beda dengan Bunga Lain

Edelweis sebenarnya bukan bunga seperti bunga lainnya. Bunga edelweis merupakan satu set 500 hingga seribu kuntum kecil yang dikelompokkan dalam beberapa kepala (antara 2 dan 10 di antaranya) dikelilingi oleh 5 hingga 15 kelopak beludru putih.

  1. Punya Legenda

Bunga edelweis juga punya legendanya sendiri. Dahulu kala, mengutip berbagai sumber, jauh di pegunungan Alpen hiduplah seorang ratu yang sangat cantik dengan hati yang sedingin es. Nyanyian merdu sang ratu memikat banyak gembala yang sedih ke guanya.

Karena hatinya yang beku tidak dapat mencintai, dia segera bosan dengan mereka dan memerintahkan para gnomenya yang setia untuk membuang orang-orang malang itu ke kematian mereka. Suatu hari seorang gembala biasa menemukan jalan ke guanya dan ratu jatuh cinta padanya.

Para kurcaci yang cemburu, takut nyonya mereka akan menikahi manusia fana ini dan meninggalkan mereka, melemparkannya ke lembah di mana hatinya hancur. Ketika dia mengetahui tragedi itu, hatinya cukup meleleh untuk meneteskan satu air mata. Air mata itu menjadi bunga Edelweis.