in

Dari Pariwisata Konvensional, Ambon Kini Berbasis Musik

Foto: Indonesiatimur.co

Ambon City of Music telah mencetak terobosan baru dari pariwisata Indonesia yang konvensional bergerak menjadi pariwisata modern berbasis musik atau dikenal sebagai music tourism. Berkat itu, Ambon meraih penghargaan sebagai kota musik

Wakil Wali Kota Ambon, Syarif Hadler menuturkan, inovasi ini memiliki potensi pasar mancanegara pada 47 kota musik dunia dan 246 kota kreatif UNESCO.

Pasar lainnya yaitu dua kota kembar (Sister City), yaitu Vlissingen di Belanda dan Darwin di Australia. Ambon juga bekerja sama dengan Indonesia Creatives Cits Network (ICCN) pada kurang lebih 220 kota atau kabupaten kreatif yang tersebar di Indonesia.

“Menjadi semakin menarik ketika wisata music (music tourism) yang ditawarkan bukan hanya sebatas to see, to buy and to taste something tetapi lebih dari itu “to experience and to feel sound of music of music of ambon beat”,” ungkap Syarif dalam Webinar G-CINC Expert Series.

Dikutip dari laman RRI (20/3/2021), Ambon memiliki potensi pasar mancanegara pada 47 kota musik dunia dan 246 kota kreatif UNESCO. Pasar lainnya adalah 2 kota kembar atau sister city yaitu Vlissingen (Belanda) dan Darwin (Australia), dan bekerjasama dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN) pada kurang lebih 220 kota atau kabupaten kreatif yang tersebar di Indonesia.

Lewat Ambon Music Office, Ambon City of Music juga berperan dalam dialog-dialog global tentang peran sektor kreatif untuk membangun kota dan masyarakat. Di samping itu juga mempersiapkan diri untuk proses evaluasi setiap empat tahun oleh UNESCO yang telah menetapkannya sebagai Kota Musik.

Tak sampai di situ, Ambon juga bekerja sama dengan Mannheim dan Katowice UNESCO CIty of Music serta turut mendorong Suphanburi Thailand yang tengah berupaya menjadi UNESCO City of Music di di tahun 2021.

“Secara nasional AMO terus bekerjasama dengan berbagai stakeholder seperti Kemeparekraf/Baprekraf, ICCN dan Kemndikbud. Kesemuanya dilakukan untuk mempertahankan dan mengisi ekosistem kota musik dunia,” papar Syarif.

Saat pandemi melanda dan mempengaruhi industri musik, Ambon tetap melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. KOta ini justru menjadikan kreatifitas di masa pandemi virus Corona untuk melakukan terobosam baru.

Dalam webinar Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC) yang melibatkan Ambon dan Havana sebagai kota musik, Wakil Walikota Ambon mengucapkan terima kasih kepada Menparekraf hingga Duta Besar Kuba untuk Indonesia. Dia pun menyampaikan keinginan untuk melakukan kerja sama dalam bentuk Sister City.

“Perkenankan kami untuk mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Duta Besar RI untuk Kuba, Duta Besar Kuba untuk Indonesia dan semua panelis yang hebat-hebat yang mau bicara tentang Ambon,” kata Syarif

“Khususnya untuk Pemerintah Kota Havana, Kuba atas nama Pemerintah Kota Ambon, saya ingin menyampaikan keinginan untuk melakukan kerjasama dalam bentuk Sister City. Dimana diharapkan dokumen kerjasama ini dapat segera ditindaklanjuti secara bersama,” tambahnya.