in

Riset: Dinosaurus Berkembang Biak di Area Dingin 70 Juta Tahunan Silam

Ilustrasi. Foto: Shutterstock

Selama ini dinosaurus diperkirakan hidup di wilayah yang hangat. Namun, penemuan fosil dinosaurus dan fosil bayinya di Kutub Utara memberikan perspektif baru. Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Current Biology.

Temuan fosil dinosaurus di Kutub Utara tersebut menunjukkan bahwa ternyata beberapa spesies mungkin tak hanya tinggal di area itu, tetapi juga berkembang biak sepanjang tahun di tundra yang dingin.

“Kami tahu dinosaurus pernah ada di sana, tetapi kami tak tahu apakah mereka bisa menghadapi dingin atau bahkan kegelapan musim dingin,” beber Patrick Druckenmiller dari Museum Universitas Alaska Utara, seperti dikutip New Scientist, Jumat (25/6/2021).

Sebagian besar ahli paleontologi sebelumnya berasumsi kalau dinosaurus yang berada di Kutub Utara itu merupakan dinosaurus yang melakukan migrasi.

Namun asumsi ini mendapat pertentangan. Sebab, migrasi hewan purba ini dari wilayah Selatan untuk mencapai Kutub Utara, dinosaurus harus menempuh perjalanan pulang pergi minimal 3000 km.

Bukti bahwa dinosaurus hidup di Kutub Utara pun makin kuat saat Druckenmiller kemudian menemukan kumpulan ratusan tulang dan gigi dengan panjang antara 1-2 mm di sebuah situs di Formasi Price Creek di Alaska utara.

Temuan tersebut termasuk sisa-sisa dari tujuh embrio dinosaurus yang mati di dalam telur. Hal tersebut mengungkapkan kalau dinosaurus bukan hanya pengunjung tetapi juga hidup sepanjang tahun dan mampu melewati malam gelap musim dingin di Arktik.

Usai dianalisis, peneliti menyebut kalau fosil dinosaurus yang ditemukan berasal dari delapan famili, antara lain Ornithopoda, Hadrosauridae, Tyrannosauridae, dan Deinonychosauria.

Lebih lanjut, Druckenmiller memaparkan kalau dinosaurus-dinosaurus ini bertelur di musim semi ketika sebagian besar vegetasi muncul. Sementara telur mereka akan menetas menjelang musim dingin.

Situs Prince Creek adalah bagian utara terjauh tempat dinosaurus dipastikan pernah hidup. Untuk mengaksesnya membutuhkan pesawat kecil yang mampu mendarat di atas baru kerikil di sepajang sungai dan mengapung melalui serangkaian tebing terjal yang disatukan oleh lapisan es.