in

Mengenal CT Value yang Sering Ada pada Hasil Tes PCR

Ilustasi. Foto: Alliance

Hasil pemeriksaan tes PCR biasanya mencantumkan dua hal, yaitu positif atau negatif covid dan CT value. CT value sering disebut sebagai indikator jika seseorang masih bisa menularkan virus SARS-CoV-2 atau tidak. Apa itu CT value? Berikut penjelasan lengkapnya.

Untuk memahami apa itu CT value, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai tes PCR. Nama lengkap tes ini adalah real time reverse transcriptase polymerase chain reaction atau disingkat menjadi real time RT-PCR.

Tes ini digunakan sebagai metode untuk mendeteksi gen virus SARS-CoV-2 dan mengonfirmasi kasus Covid-19. Tes ini menggunakan sampel yang diambil dari nasofaring dan orofaring pasien.

CT value adalah singkatan dari cycle treshold value. Ini merupakan jumlah siklus yang diperlukan pada pemeriksaan sampel sampai virus terdeteksi pada sampel.

Nilai CT ini berbanding terbalik dengan hasilnya. Jika nilai CT rendah, berarti jumlah virus semakin banyak karena dapat ditemukan dalam beberapa siklus saja. Sebaliknya, jika nilai CT tinggi, berarti jumlah virus semakin sedikit.

CT value bernilai kurang dari 29 menunjukkan bahwa viral load sedang tinggi sekali. Studi menunjukkan orang dengan CT rendah biasanya berada di fase awal infeksi Covid-19. Pada fase ini, orang yang terinfeksi memiliki kemungkinan besar untuk menularkan kepada orang lain.

Jika nilainya berada di atas 30, maka ini menunjukkan terdapat virus pada sampel pasien, namun dalam jumlah yang sedikit. Kondisi ini akan mengurangi risiko orang tersebut menularkan virus kepada orang lain.

Jika setelah 37 sampai 40 siklus tidak terdeteksi adanya RNA virus, maka orang tersebut bisa dinyatakan negatif Covid-19.

Menurut sebuah studi yang di publikasikan di Journal of Infection, sampel yang didapatkan dari nasofaring tidak akurat. Proses untuk mendapatkan nilai siklus ini sebenarnya sederhana untuk mendeteksi adanya virus SARS-CoV-2.

Namun, kesalahan dalam teknik mengumpulkan sampel bisa menyebabkan hasil menunjukkan kondisi yang tidak sebenarnya. Selain itu ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil CT.

Beberapa faktor tersebut antara lain jumlah RNA di dalam sampel, metode pengambilan sampel, metode ekstraksi yang digunakan, serta reagen dan primer yang digunakan dalam reaksi PCR.

Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (Pamki) merilis beberapa rekomendasi berkaitan CT value. RT-PCR adalah pemeriksaan yang mendeteksi materi genetik virus tanpa mampu menentukan apakah virus tersebut masih aktif atau sudah mati.

Maka dari itu, menampilkan CT value di hasil pemeriksaan tidak dapat memastikan jika pasien masih berpotensi menularkan virus kepada orang lain atau tidak. Nilai CT tetap penting bagi pemeriksa untuk menentukan jika pasien positif atau negatif Covid-19.

Selain itu, nilai tersebut juga penting karena jika viral load tinggi, berpotensi mengalami gejala yang lebih parah dibandingkan dengan orang dengan nilai yang tinggi. Ini akan menjadi salah satu penentu rekomendasi perawatan pasien.