in

Lima Kuliner Khas Sulawesi Tengah Berbahan Dasar Sagu

Banyak yang belum tahu bahwa Sulawesi Tengah memiliki beragam makanan khas yang unik. Beberapa diantaranya banyak yang terbuat dari bahan dasar sagu.

Sulawesi Tengah sendiri merupakan salah satu dari tiga belas provinsi penghasil sagu di Indonesia. Ketersediaannya yang melimpah membuat sagu menjadi salah satu makanan pokok masyarakat setempat.

Hal itulah yang membuat banyak kuliner khas daerah Sulawesi Tengah yang menggunakan sagu sebagai bahan dasarnya. Lantas, apa saja kuliner khas Sulawesi Tengah yang berbahan dasar sagu? Berikut daftarnya:

Dange

Dange adalah kuliner khas beberapa suku di Sulawesi Tengah. Sebutannya berbeda-beda di setiap daerah. Suku Kaili menyebutnya dange, sedangkan di daerah lain ada pula yang mengenalnya sebagai tabaro dange, labia dange, sagu dange, dan juga jepa.

Dari bentuknya, dange menyerupai roti pipih India yang tipis. Bedanya, dange dibuat dari sagu yang dimasak menggunakan tungku dan wajan tanah liat.

Terkadang, adonan sagu dange ditambahkan campuran kelapa untuk menambahkan cita rasa gurih. Uniknya, hidangan ini biasa dinikmati dengan beragam pendamping, seperti ikan, sambal dabu-dabu, atau gula merah.

Tombouat

Kuliner Sulteng berbahan sagu lainnya yang terkenal unik dan enak adalah tombouat, yaitu penganan khas daerah Buol yang terbuat dari campuran sagu dan lemak. Lemak yang digunakan bisa berasal dari daging sapi. Namun, yang paling umum digunakan adalah lemak ayam.

Campuran sagu dan lemak dicampur dengan rempah-rempah khusus dan dibungkus dalam daun pisang, kemudian dikukus. Setelah dikukus, tombouat dapat diolah lagi dengan cara dibakar ataupun digoreng.

Ambal atau Yabuy

Hidangan satu ini adalah makanan khas daerah Buol dan Tolitoli. Di Tolitoli, makanan ini disebut ambal, sedangkan di Buol dikenal sebagai yabuy. Sepintas, ambal terlihat serupa dengan dange atau jepa, sehingga di daerah lain ada yang tetap menyebutnya sebagai jepa.

Bedanya, ambal atau yabuy ini dilengkapi dengan beragam taburan, seperti ikan, lemak ayam, bia-bia (kerang), bayam, dan lain sebagainya. Taburan atau topping tersebut dicampurkan dengan kelapa, daun kemangi, serta rempah-rempah untuk menambah rasa. Ada pula varian ambal dengan taburan manis seperti jagung dan gula merah.

Kapurung

Sepintas, kapurung terlihat persis seperti papeda, yaitu kuliner sagu khas daerah Papua yang disajikan bersama kuah kuning. Secara umum, kuliner daerah Timur memang banyak yang serupa karena terdapat rumpun yang sama.

Bedanya, kapurung terbuat dari sagu yang dimasak menjadi adonan bubur kental dan disajikan bersama sup khas yang disebut kuah asam. Selain kuah asam, ada pula kapurung yang menggunakan kuah santan atau kuah kental.

Di kota Palu dan sekitarnya, hidangan satu ini banyak dikenal sebagai kapurung. Namun, di suku lain ada pula yang menyebutnya sebagai onyop, pupuyun, dan dunui atau dui.

Sinole

Kuliner Sulawesi Tengah berbahan sagu lainnya yang tak kalah unik adalah sinole. Sinole adalah makanan khas Ampana, Tojo Una-Una. Sinole juga dijumpai sebagai makanan khas dari Luwuk, kabupaten Banggai.

Terbuat dari sagu yang dicampurkan dengan parutan kelapa, sinole adalah salah satu makanan pokok sehari-hari pengganti nasi untuk beberapa suku di Sulawesi Tengah. Sinole biasa dinikmati bersama ikan bakar dan sambal dabu-dabu sebagai hidangan pengganti nasi.