in

Warna Sayap Capung Jantan Memudar, Ketahui Faktor dan Dampaknya

Warna sayap capung menjadi memudar. Foto: New Scientist

Perubahan iklim tak hanya memberikan dampak bagi lingkungan, tetapi juga makhluk hidup yang ditinggal di dalamnya. Dampak perubahan iklim juga tampak pada warna sayap capung.

Bukti ini terlihat pada perubahan warna sayap pada capung jantan. Hal tersebut terungkap setelah peneliti melakukan studi terhadap capung di Amerika Utara. Studi tentang dampak perubahan iklim terhadap warna sayap capung jantan ini telah dipublikasikan di jurnal PNAS.

Peneliti menyebut jika sayap capung jantan di Amerika Utara menjadi kurang berwarna akibat perubahan iklim. Kondisi itu membuat capung-capung jantan ini pun menjadi kurang menarik secara seksual bagi betina.

Dalam studinya, Michael Moore dari Washington University di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat, bersama rekan-rekannya memeriksa ratusan ribu catatan capung yang mewakili 319 spesies capung Amerika Utara.

Peneliti kemudian membandingkan data terkait warna sayap capung dari berbagai spesies, dengan iklim di habitat hewan-hewan tersebut. Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa semakin dingin suatu wilayah, maka semakin gelap dan rumit warna sayap dari setiap spesies capung.

Tim peneliti kemudian fokus memeriksa 2.700 foto capung yang terdiri dari 10 spesies capung dengan jangkauan geografis yang sangat luas di seluruh Amerika Utara. Hasilnya, mereka menemukan hal mengejutkan.

Peneliti menyebut bahwa sayap capung jantan menjadi kurang berwarna di habitat yang memiliki iklim lebih hangat. Hal ini masuk akal karena sayap capung yang berwarna-warni menyerap lebih banyak sinar matahari, sehingga menjadikannya lebih hangat daripada sayap yang tak memiliki warna mencolok.

Dengan pola berwarna tersebut dapat meningkatkan suhu sayap lebih dari 2 derajat Celsius, merusak jaringan sayap yang bahkan dapat menyebabkan kematian karena kepanasan.

“Sangat mungkin capung akan kehilangan warna sayapnya dalam jumlah sedang saat mereka beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat karena perubahan iklim,” beber Moore, dikutip dari New Scientist, Selasa (6/7/2021).

Untuk memahami lebih lanjut, peneliti pun menganalis lebih dekat lagi perubahan 10 spesies capung dari waktu ke waktu. Mereka menemukan capung jantan yang difoto antara tahun 2005 hingga 2019 memiliki sayap yang kurang berwarna di tahun-tahun yang lebih hangat.

Sementara sayap capung akan lebih berwarna di tahun-tahun yang dingin. Situasi ini juga menunjukkan bahwa saat iklim menghangat, capung jantan mungkin memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup jika mereka memiliki sayap yang kurang berwarna.

Meski begitu, hal tersebut menunjukkan pula jika capung mungkin menghadapi masalah di masa depan karena adanya perubahan iklim. Pasalnya, kalau capung betina menganggap capung jantan dengan sayap kurang berwarna tak menarik, bisa jadi capung betina akan menolak kawin.

Bisa jadi juga capung betina mulai kesulitan untuk mengenali spesies mereka dan mulai kawin dengan jantan dengan spesies lain secara tak sengaja.

“Itu kadang-kadang sudah terjadi dan merupakan konsekuensi yang merugikan,” jelas Moore.