in

Interpretasi Gaultier Couture ala Desainer Sacai Chitose Abe

Desainer Sacai Chitose Abe yang berasal dari Jepang didapuk oleh Jean Paul Gaultier untuk koleksi haute couturenya yang pertama sejak ia pensiun dari couture. Foto: Arsip Gaultier Paris

Desainer Sacai Chitose Abe yang berasal dari Jepang didapuk oleh Jean Paul Gaultier untuk menginterpretasikan koleksi haute couturenya yang pertama sejak ia pensiun dari couture.

Kala itu, Jean Paul Gaultier menyebut perubahan dari arus industri fashion yang tidak lagi berfokus pada teknik, ide, dan inovasi yang menjadikannya terkenal.

Tepat sebulan sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Jean Paul Gaultier menampilkan sebuah teater couture yang menandai akhir dari kariernya di dunia fashion selama setengah abad.

Pada Juli tahun 2021, Gaultier mengumumkan bahwa setiap musim akan ada satu desainer yang akan diundang untuk menginterpretasikan Gaultier couture, dan kehormatan pertama jatuh pada desainer asal Jepang, Chitose Abe, dengan labelnya Sacai, yang berdiri sejak 1999.

Sacai dikenal dengan pendekatan konnstruktivis namun tetap kontemporer dan sering berkolaborasi dengan label seperti Nike, Vans, Birkenstock, Hender Scheme, hingga Ugg.

Bahkan, kali ini, ada kolaborasi antara Gaultier, Nike, dan Sacai, yakni dua buah sneakers berwarna hitam dan multi-warna yang memiliki sol bertumpuk dan jahitan ala korset, yang tentu saja langsung terjual habis.

Mencampur kembali elemen-elemen ikonik couture rumah mode asal Prancis ini, Chitose Abe dengan lihai mengembuskan elemen Sacai ke semesta Gaultier, dengan 31 tampilan.

Siluet avant-garde-dari korset Madonna, motif Breton stripes, hingga bomber MA1 dengan nilon khaki dengan lapisan tangerine hingga trench coat-semuanya diubah menjadi gaun dan korset dengan payudara berbentuk kerucut, rok, atau jubah.

Chitose Abe juga mengundang seniman Dr. Woo untuk menciptakan motif tato yang dicetak di beberapa bodysuit. Untuk melengkapi kreasi ini, Chitose Abe juga mengundang teman lama dan kolaboratornya terdahulu, Pierre Hardy, untuk menciptakan sepatu yang dikenakan para model.

Sepatu bot overstitched dan sepatu bot setinggi paha terinspirasi oleh korset legendaris Gaultier dan mencerminkan tema koleksi ini dan diwujudkan dalam berbagai material: kulit, rajutan, denim, jacquard.

Bayangan Björk ditampilkan di dua sepatu bot setinggi paha jacquard merah, salah satunya bahkan dipasangkan dengan sebuah jaket dengan faux-fur trimming yang mirip dengan apa yang dikenakan Björk saat ia berjalan di catwalk untuk Gaultier musim dingin 1994.

Dan yang paling sentimental, Chitose Abe mengolah overall milik Jean Paul Gaultier yang ia kenakan di show haute couture terakhirnya dan mengubahnya menjadi gaun malam.

Koleksi Chitose Abe ini merupakan sebuah penghargaan dan penghormatan terhadap sebuah rumah mode Prancis yang visioner, terbuka akan ide baru, dan tetap menjunjung tinggi craftsmanship dan tradisi.