Olimpiade Tokyo 2020 yang akan dihelat pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, dipastikan digelar tanpa keahadiran penonton. Keputusan tersebut diambil mengingat keadaan darurat Covid-19 yang diberlakukan di ibu kota Jepang tersebut.
Langkah ini diambil pada Kamis (8/7/2021) waktu setempat. Sebelumnya, telah diadakan pertemuan yang dihadiri Pemerintah Jepang, Pemerintah Tokyo, International Olympic Committee (IOC), dan panitia Olimpiade Jepang.
“Dengan menyesal, kami akan menyelenggarakan Olimpiade dalam format yang sangat terbatas, demi menghadapi penyebaran infeksi virus Corona,” ungkap Presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Seiko Hashimoto, dikutip dari Reuters dam Marca, Jumat (9/7/2021).
Sebelumnya, hanya penonton dari luar negeri yang dilarang untuk hadir ke Tokyo, namun kini larangan ini juga berlaku bagi masyarakat Jepang. Pemerintah negeri sakura itu tak mau kasus Covid-19 varian Delta di Tokyo menyebar lebih luas.
Keputusan ini seusai juga dengan saran para pakar medis di Jepang, salah satunya Profesor Yuki Furuse dari Universitas Kyoto. Meski begitu, ia juga mengingatkan bahwa larangan penonton hadir ke venue harus juga disertai pengawasan ketat di tempat lain yang mungkin menjadi area berkumpul warga untuk merayakan Olimpiade.
Mengutip data NY Times dan Worldometers, kasus Covid-19 di Jepang tidak sampai mengalami lonjakan kasus yang tinggi seperti di negara-negara lain. Sejak awal pandemi, kasus di sana baru mencapai sekitar 811 ribu, dengan jumlah kematian mencapai hampir 15 ribu orang.
Meski begitu, rataan kasus harian di sana selama sepekan terakhir mencapai lebih dari 1700 orang, di mana pada Kamis (8/7/2021), tercatat ada 896 kasus hanya di Tokyo saja.
Demi mengantisipasi terjadinya kelangkaan tempat tidur di rumah sakit, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan status keadaan darurat di Tokyo mulai 12 Juli hingga 22 Agustus.