in

Deretan Tantangan yang Tengah Menanti Jorginho

Setelah gelar Liga Champions 2020/2021 yang direngkuh bersama Chelsea, Jorginho kembali merengkuh trofi prestisius pada musim panas kali ini. Bukan di level klub, melainkan tim nasional. Gelandang elegan tersebut memenangkan Piala Eropa 2020 bareng Italia. Tak heran bila ia disebut-sebut sebagai raja Benua Biru karena sukses mengawinkan dua silverwares tersebut.

Jorginho bukanlah mesin gol yang namanya acap muncul di papan skor sebagai penentu laga. Namun siapapun tahu, dirinya memiliki kontribusi besar atas pencapaian timnya. Performa apik sepanjang musim 2020/2021 kemarin di Chelsea diperlihatkannya pula saat mengenakan baju Italia. Jorginho menjadi sosok tak tergantikan di sektor tengah The Blues maupun Gli Azzurri.

Dilansir dari Squawka selama Piala Eropa 2020 berlangsung, Jorginho menorehkan beberapa catatan apik yang menunjang penampilan primanya sepanjang gelaran itu.

Statistik menyebutkan bila ia merupakan pemain dengan distance covered tertinggi (86.6 kilometer), paling banyak bikin intersepsi (25 kali), dan paling sering dilanggar (19 kali).

Aksi-aksi memukau Jorginho sepanjang Piala Eropa 2020 membuat namanya masuk ke dalam UEFA Team of The Tournament bersama sosok-sosok memikat lain seperti Federico Chiesa, Romelu Lukaku, dan Pedri.

Sedari laga pembuka, Jorginho difungsikan Roberto Mancini sebagai konduktor permainan. Kendati tak berbekal kecepatan prima, Jorginho punya bekal kemampuan melepas umpan akurat yang cepat serta mengatur tempo permainan brilian plus mempunyai pemahaman bagus akan ruang dan posisi.

Hal itu membuat Italia dapat leluasa menguasai bola seraya menyusun serangan. Baik dari wilayah tengah maupun sayap. Tak hanya itu, dalam aspek defensif Jorginho juga punya peran penting sebab dirinyalah benteng Gli Azzurri di area tengah yang coba membendung serangan lawan sebelum menembus zona pertahanan.

Selama Piala Eropa 2020 kemarin, Jorginho menjadi pemain outfield dengan jumlah menit bermain paling tinggi di antara rekan setimnya (704 menit). Ini membuktikan betapa penting keberadaannya di lapangan.

Melesatnya Jorginho selepas Piala Eropa 2020 juga membuat namanya digadang-gadang sebagai kandidat peraih Ballon d’Or. Mungkinkah hal itu terjadi?

Prestasi yang digapai Jorginho dengan memboyong Liga Champions dan Piala Eropa pada tahun yang sama jelas membuka kesempatan menggenggam Ballon d’Or.

Akan tetapi, cukupkah hal tersebut sebagai pertimbangan? Belum tentu. Kadang, pemenang gelar ini ditentukan oleh capaian individu seorang pemain di lapangan semata.

Dalam aspek tersebut, Jorginho pasti kalah dari nama-nama seperti Lionel Messi atau bahkan Cristiano Ronaldo yang rajin bikin gol walau gelar mereka bersama klub maupun timnas tak sementereng capaian Jorginho.

Bagi Jorginho sendiri, sorotan terhadapnya akan lebih terasa. Publik akan menilai setiap gerak-geriknya di atas lapangan.

Terlebih, figur bernama lengkap Jorge Luiz Frello Filho ini masih belum mampu membawa Chelsea memenangkan gelar Premier League semenjak datang ke Stadion Stamford Bridge pada 2018 lalu kendati sudah menyumbangkan dua trofi kejuaraan antarklub Eropa.

Selain Liga Champions, ia juga sudah memenangkan gelar Liga Europa pada musim 2018/2019 lalu. The Blues sendiri sudah cukup lama tak menikmati manisnya gelar Premier League karena terakhir kali merengkuhnya pada musim 2016/2017 silam.

Penampilan yang apik serta konsisten harus dipertahankan Jorginho untuk mengarungi musim-musim selanjutnya. Terlebih lagi Chelsea saat ini dikenal dengan sistem pertahanannya yang rapi di bawah arahan Thomas Tuchel.

Blunder-blunder yang dilakukannya seperti saat melawan Arsenal harus menjadi evaluasi bagi dirinya. Pun saat kecolongan gol Leicester City di final Piala FA musim kemarin.

Di sisi lain, pemain berpostur 180 sentimeter ini juga harus berkutat dengan permasalahan Chelsea di bidang penyelesaian serangan. Kalau problem itu tak bisa ditangani segera, maka sihirnya dari sektor tengah takkan bisa memunculkan hasil yang indah.

Sementara di level timnas, Jorginho yang pasti menjadi andalan Italia bila tampil di Piala Dunia 2022 mendatang juga kudu menyelesaikan sejumlah masalah yang Gli Azzurri miliki.

Lini belakang yang dihuni Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini sudah menua serta butuh regenerasi. Sedangkan area depan yang dihuni Andrea Belotti dan Ciro Immobile sering inkonsisten sehingga tak produktif dalam menghasilkan gol.

Bila pekerjaan rumah itu tak mampu dibereskan, sulit rasanya melihat Italia bisa berbicara banyak. Jorginho sebagai konduktor pun bakal kesulitan.

Sorotan-sorotan macam itulah yang bakal dihadapinya nanti. Dan hal tersebut mesti mampu ia hadapi dengan baik. Saat tampil elok, pujian tentu bisa didapatkannya dengan mudah. Namun kala bermain buruk, siapkah Jorginho dengan segala caci maki yang akan diperolehnya?

Bisa menghadapi segala situasi dengan baik menjadi salah satu syarat Jorginho kian melejit dan diakui sebagai gelandang top. Alih-alih bersantai usai tampil eksepsional di Piala Eropa 2020, ada tuntutan besar kepada Jorginho supaya unjuk gigi secara konsisten. Baik di level klub maupun timnas.

Tantangan inilah yang mesti dihadapi pria kelahiran Brasil itu. Jika sanggup melewatinya, maka trofi akan terus berdatangan dan namanya bakal melesat setinggi-tingginya. Andai gagal, dirinya akan seperti debu yang begitu mudah disapu angin.