in

Mikrosaurus, Hewan yang Hidup di Bumi Sebelum Dinosaurus

Ilustrasi mikrosaurus, hewan yang hidup sebelum munculnya dinosaurus. Foto: AFP

Fosil seukuran jari dari era 308 juta tahun lalu yang digali di AS memberi petunjuk tentang kebiasaan makhluk kecil mirip dinosaurus yang mungkin adalah cikal bakal reptil modern.

Dalam studi yang telah terbit di jurnal Royal Society Open Science, ahli mendeskripsikan hewan ini sebagai mikrosaurus, hewan kecil seukuran kadal yang berkeliaran di Bumi sebelum dinosaurus muncul.

Temuan ini menyoroti evolusi kelompok hewan yang berbeda termasuk amfibi dan reptil. Mikrosaurus hidup selama periode karbon, ketika nenek moyang mamalia dan reptil modern yang disebut amniotes pertama kali muncul.

“Banyak detail transisi yang tidak diketahui dengan baik,” ungkap rekan penulis studi Arjan Mann, seorang peneliti pasca-doktoral di Smithsonian Institution dikutip dari AFP, Kamis (22/7/2021).

“Mikrosaurus baru-baru ini menjadi penting dalam memahami asal-usul amniota. Kebanyakan mikrosaurus dianggap sebagai nenek moyang amfibi atau nenek moyang reptile,” lanjut Mann.

Fosil ini terbungkus dalam rawa di tempat yang sekarang menjadi Amerika Serikat bagian tengah. Wujudnya seperti ular spesimen berukuran sekitar lima sentimeter. Hewan-hewan ini memiliki empat kaki pendek yang montok.

Untuk menghormati ukurannya yang kecil, tim peneliti menjuluki spesies baru ini Joermungandr bolti, terinspirasi dari ular laut raksasa dari mitologi Nordik yang bertempur dengan Thor. Para ilmuwan tercengang menemukan fosil beserta kulit binatang tersebut.

“Area kulit diketahui dari fosil yang terpisah-pisah sebelumnya,” ungkap Mann.

“Fosil mikrosaurus ini sangat langka. Sangat jarang sesuatu yang berusia 300 juta tahun ditemukan bersama kulitnya,” paparnya.

Berlawanan dengan gagasan sebelumnya tentang mikrosaurus, yang telah digolongkan sebagai amfibi, Mann dan timnya menemukan bahwa Joermungandr bolti memiliki sisik.

“Amfibi modern lembut dan berlendir. Tapi (fosil) ini bukan dari hewan yang lunak dan berlendir. Hewan ini benar-benar memiliki tampilan seperti reptile,” beber Mann.

Mann mengungkapkan penelitian menunjukkan tidak hanya bahwa microsaurs mungkin kerabat awal reptil, tetapi juga bahwa kemampuan untuk menggali mungkin telah memainkan peran yang lebih besar dalam asal amniota daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Tim peneliti menggunakan teknik pencitraan yang sangat sensitif yang disebut pemindaian mikroskop elektron (SEM) untuk melihat dari dekat fosil yang hampir sempurna. Mereka menemukan pola punggungan yang mirip dengan yang ditemukan pada sisik reptil modern yang menggali ke dalam tanah.

Seiring dengan fitur lain seperti tengkorak yang kuat dan tubuh yang memanjang, bentuk sisik membuat para peneliti berhipotesis bahwa Joermungandr juga menggali.

“Itu mungkin akan menjadi burrower kepala-pertama, menggunakan kepalanya untuk memukul dirinya sendiri ke dalam tanah,” ungkap Mann.

“Tungkainya mungkin tidak terlalu berfungsi. Ia mungkin menggunakannya untuk menstabilkan dirinya saat ia bergoyang-goyang. Tapi mode gerakan utamanya adalah berliku-liku seperti ular,” bebernya.

Mann juga mengatakan, teknik pencitraan SEM sekarang sedang diterapkan pada banyak fosil purba lainnya.

“Rencananya kami akan banyak melakukan SEM dan juga mencetak 3D timbangan dengan ukuran yang lebih besar. Dan beberapa biomekanik untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan hal-hal seperti kotoran dan air,” papar Mann.