Sebagian orang pasti pernah melihat baju yang digunakan para astronaut saat melakukan misi ke luar angkasa. Baju tersebut disebut memiliki beberapa fungsi, namun baju itu terbilang mahal dalam pembuatannya.
Pakaian luar angkasa selalu disimpan di dalam pesawat ruang angkasa saat melakukan misi. Para astronaut berjalan keluar dari kendaraan ruang angkasa astronaut tak luput dari pakaian tersebut.
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan bahwa stok pakaian luar angkasa NASA saat ini dibuat sejak tahun 1970-an, mulai dari US$15 juta hingga US$22 juta atau sekitar Rp217 juta hingga Rp318 juta (kurs Rp14.493) untuk satu set pakaian.
Namun tahun 2020, harga satu set pakaian astronaut mencapai US$150 juta atau senilai Rp2,1 miliar. Pakaian tersebut layak digunakan dalam usia 15 tahun setelah dibuat.
Jika harga untuk merancang pakaian astronaut terbilang mahal, hal tersebut dinilai wajar karena baju itu didesain layaknya pesawat luar angkasa seukuran tubuh manusia, bukan seperti pakaian umumnya.
Dikutip Business Insider, pakaian astronaut menampung persediaan oksigen, disematkan perangkat untuk komunikasi, instrumen telemetri dan segala sesuatu yang dibutuhkan astronaut untuk bertahan hidup.
Sarung tangan yang digunakan juga sangat rumit, memungkinkan astronaut untuk melakukan pekerjaan manual di luar pesawat ruang angkasa selama berjam-jam hingga berhari-hari.
Namun begitu bahan dasar yang digunakan untuk membuat pakaian tersebut terdiri dari bahan nilon berlapis di bagian dalam, lapisan penahan dacron atau pelindung berbahan polyester.
Pada bagian luar terdiri dari nilon berlapis Neoprone tahan panas, air dan tahan untuk berbagai cuaca. Lalu terdiri dari lima lapisan aluminized Mylar tahan panas. Pada kain bagian terluar terdiri dari bahan Kevlar dan Nomex yang berfungsi membuatnya tahan dari panas.
Terdapat ransel pada setelan ruang angkasa tersebut yang dapat diisi dengan persediaan oksigen. Namun ransel tersebut jauh lebih canggih dari sekedar penyimpanan tangki oksigen.
Ada pula sistem yang dapat mempertahankan tekanan udara, memantau kandungan karbon dioksida sekitar, menormalkan suhu manusia di dalamnya untuk menjaga tetap hidup ketika berada di lingkungan yang dapat menyebabkan kematian.
Dilansir Grunge, harganya memang terbilang mahal, namun dalam pengembangannya perusahaan itu juga menyatukan ide dari beberapa produk agar setelan itu hemat biaya produksi namun masih dapat diandalkan.