in

Penemuan Meteorit Langka di Jejak Kuda, Usianya 4,6 Miliar Tahun

Meteorit langka ditemukan di Inggris. Foto: Live Science

Seorang penduduk Loughborough, Inggris, bernama Derek Robson, dan direktur astrokimia di East Anglian Astrophysical Research Organization (EAARO) secara mengejutkan menemukan batu yang ternyata adalah meteorit yang langka, berusia 4,6 miliar tahun.

Meteorit tersebut ditemukan saat sedang berada di sebuah lapangan di di Gloucestershire, Inggris. Ia menemukan meteorit tersebut berada di bekas jejak tapal kuda. Rupanya meteorit ini bukan sembarang meteorit. Meteorit tersebut termasuk sebagai meteorit langka.

Menurut peneliti, batu antariksa itu merupakan chondrite berkarbon yang sangat jarang ditemukan di Bumi. Meteorit langka tersebut berasal dari sabuk asteroid antara planet Mars dan Jupiter, serta terbentuk di awal sejarah Tata Surya, yang diperkirakan berusia 4,6 miliar tahun.

Menariknya, meteorit sering mengandung senyawa organik atau pembawa karbon, termasuk asam amino yang membentuk dasar kehidupan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah meteorit tersebut memiliki petunjuk bagaimana makhluk hidup pertama kali muncul di tata surya.

“Meteorit ini sudah ada di luar sana sebelum ada penciptaan planet dan bulan di Tata Surya. Berarti kita memiliki kesempatan langka untuk memeriksa bagian dari masa lalu primordia kita,” ungkap Shaun Fowler, peneliti dari Loughborough University, dikutip dari Live Science, Senin (26/7/2021).

Fowler mendeskripsikan jika meteorit berukuran kecil, berwarna arang, dan rapuh seperti bongkahan beton yang runtuh.

Meteorit sebagian besar terbuat dari mineral seperti olivin dan phyllosilicates serta butiran bulat yang disebut chondrules, yang sebagian adalah manik-manik cair yang tergabung ke dalam asteroid saat pertama kali terbentuk.

“Tetapi komposisinya berbeda dengan apa pun yang Anda temukan di Bumi dan berpotensi tidak seperti meteorit lain yang kami temukan,” jelas Fowler.

Ia pun menyebut meteorit mungkin juga mengandung beberapa struktur kimia atau fisik yang sebelumnya tak diketahui dan belum pernah terlihat dalam sampel meteorit lain yang selama ini tercatat.

Selanjutnya, tim peneliti di Loughborough University dan EAARO menggunakan mikroskop elektron untuk mempelajari permukaan meteorit hingga nanometer (sepersejuta meter) yang memungkinkan mereka mempelajari bahan kimia tersebut.

Para peneliti pun mengonfirmasi keberadaan asam amino dalam sampel. Temuan tersebut mengungkapkan informasi baru tentang bagaimana geokimia awal tata surya mengatur kehidupan. Meski begitu perlu studi lebih lanjut karena analisis meteorit tersebut masih dalam tahap awal.

“Pada tahap ini kami telah belajar banyak tentang meteorit tetapi kami baru saja menggores permukaannya,” beber Sandie Dann, ahli kimia dari Loughborough University.