Baru-baru ini viral video gerak lambat atau slow motion tentang mata elang di sosial media seperti Twitter. Dalam video itu, elang tak berkedip seperti manusia, namun elang menutup mata dengan cara menggerakkan lapisan kelopak mata dari depan ke belakang.
Itulah cuplikan singkat dalam video yang sebenarnya sudah tayang di kanal YouTube The Slow Mo Guys pada 21 Februari 2019. Video tersebut memperlihatkan burung elang yang sedang mengedipkan matanya dengan menggunakan membran tipis yang disebut membran nictitating atau membran pengecap.
Dikutip dari All Things Nature, membran nictitating adalah kelopak mata ketiga yang dimiliki banyak hewan. Membran nictiating merupakan bagian dari konjungtiva yang merupakan selaput lendir pada mata.
Membran tersebut bergerak melintasi mata dari depan ke belakang setiap tiga atau empat detik sekali. Fungsinya yakni untuk melindungi mata dari mangsa (serangga), menyeka kotoran dan debu pada kornea, serta menjaga mata elang tetap lembab.
Mata elang sangatlah istimewa. Elang memiliki penglihatan yang luar biasa sebab memiliki dua pusat fokus di mata yang memungkinkan mereka melihat ke depan dan ke samping secara bersamaan.
Mereka mampu melihat ikan dari ketinggan beberapa puluh meter dari atas permukaan air. Sehingga saat mereka mendekati permukaan air, mereka langsung bisa menangkap sasarannya dengan tepat.
Kemampuan tersebut tentu saja tidak dimiliki hewan lain, termasuk nelayan yang sulit melihat keberadaan ikan padahal jaraknya lebih dekat.
Sebagai predator, elang tidak dapat mengambil risiko kehilangan target yang akan dimangsa hanya karena harus berkedip berulang kali.
Sehingga membran nictiating dengan selaputnya yang tembus cahaya memungkinkan elang untuk bisa berkedip tanpa harus menutup kelopak mata dan membuat elang tetap mampu melihat objek secara penuh.
Dikutip dari Bald Eagle, mata elang hampir sebesar mata manusia namun ketajamannya setidaknya empat kali lipat dari orang yang memiliki penglihatan sempurna.
Elang mungkin dapat mengidentifikasi kelinci yang bergerak dengan jarak hampir satu mil. Hal tersebut berarti elang yang terbang pada ketinggian 300 meter di atas permukaan tanah dapat melihat mangsa di area seluas hampir 5 km persegi dari posisinya.
Selain elang, hewan lain yang juga mempunyai membran nictiating yakni kelompok reptil, burung, hiu, vertebrata, dan beberapa mamalia. Pada amfibi seperti aligator, buaya, dan reptil menggunakan membran nictiating saat tidak berada di bawah air atau sedang berburu.
Bagi hewan yang berevolusi untuk hidup di darat, mereka harus mempunyai cara untuk menjaga bola mata tidak kering. Sementara manusia, membran niciating yang dimiliki secara permanen terlipat pada sudut mata dan berwarna merah.