in

Ternyata, Sejarah DNA Sudah Ada Sejak 5000 Tahun Sebelum Masehi

Ilustrasi DNA. Foto: Pinguino Kolb

Sebuah hasil studi mengungkap bahwa ternyata sejarah DNA sudah ada sejak 5000 tahun Sebelum Masehi. Temuan tentang warisan manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi tersebut adalah penemuan yang penting bagi kehidupan.

Penemuan ini dimulai dengan salah satu penelitian oleh seorang biarawan, Agustinian Gregor Mendel yang dikenal sebagai bapak genetika. Penelitian yang dilakukan berdasar pada hipotesis Aristoteles tentang teori panganesis, sebagaimana dikutip dari News Medical Life Sciences, Jumat (13/8/2021).

Teori tersebut digagas sekitar 1600 tahun setelah 5000 SM yang menjelaskan bagaimana sifat-sifat dari organisme diturunkan. Terdapat partikel disebut gemmules yang memungkinkan sifat-sifat tersebut disebarkan ke sel reproduksi.

Penemuan DNA sejak 5000 tahun sebelum masehi ini menjadi salah satu penemuan yang mengubah dunia dan sangat penting bagi dunia.

Dalam studi untuk membenarkan hipotesis Aristoteles, Mendel melakukan serangkaian eksperimen dengan menggunakan tanaman kacang polong tahun 1857. Ia memilih karakteristik khusus kacang polong untuk dipelajari.

Dari penelitiannya, Mendel menemukan galur tanaman yang murni dan menghasilkan keturunan dengan karakteristik identik seperti induknya.

Tidak berhenti di situ, Mendel juga menggunakan tanaman hasil perkembangbiakan murni tersebut ke dalam eskperimen persilangan timbal balik terhadap tanaman. Dia mengulangi eksperimen tersebut selama dua generasi dan menemukan bahwa hasil yang diperoleh memiliki rasio sifat yang konsisten.

Lalu apa hubungan genetika dengan penemuan DNA yang telah ada sejak ribuan tahun ini? DNA ialah singkatan dari deoxyribonucleic acid.

Perjalanan sejarah DNA pertama kali dimulai sejak ditemukan tahun 1869. Namun perannya dalam pewarisan genetik baru mampu ditunjukkan tahun 1943, sebagaimana dikutip dari Britanicca.

Mampu mengikat informasi genetik untuk mentransmisikan sifat-sifat yang diwariskan, DNA diartikan sebagai bahan kimia organik dari struktur molekul kompleks yang ditemukan di semua sel prokariotik dan eukaritok, serta pada banyak virus.

Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick dibantu oleh karya ahli biofisika, Rosalind Franklin dan Maurice Wilkins menetapkan bahwa struktur DNA adalah polimer heliks ganda atau spiral yang terdiri dari dua untai DNA dan melilit satu sama lain.

Setiap untaian molekul DNA terdiri atas rantai panjang nukleotida monomer dan berperan menyusun polimer berupa asam nukleat, yaitu deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonukleat acid (RNA).

Nukleotida pada DNA terdiri dari molekul gula deoksiribosa yang melekat pada fosfat dan merupakan satu dari empat basa nitrogen yakni dua purin (adenin dan guanin) dan dua pirimidin (sitosin dan timin).

Nukloetida bergabung satu sama lain dengan ikatan kovalen, antara fosfat satu nukleotida dan gula berikutnya yang bisa menciptakan tulang punggung gula-fosat bergantian.

Satu untaian diikat ke untaian yang lain oleh ikatan hidrogen antar basa. Urutan ikatannya juga spesifik seperti adenin hanya dengan timin dan sitosin hanya dengan guanin.

Konfigurasi molekul DNA yang sangat stabil tersebut memungkinkan untuk bertindak sebagai model awal untuk replikasi DNA baru serta produksi molekul RNA. Bagian dari DNA yang mengikat sintesis sel dari protein tertentu yang disebut gen.