in

Memahami Berbagai Perbedaan PCR dan Swab Antigen yang Turun Harga

Ilustrasi rapid test antigen. Foto: Unsplash

Harga Swab Antigen dan PCR di seluruh gerai laboratorium Kimia Farma di seluruh Indonesia diturunkan. Keputusan tersebut diumumkan PT Kimia Farma.

Pengumuman PT Kimia Farma Diagnostika ini dilakukan melalui surat Nomor 148 / IN 000 / KFD / VIII / 2021 yang ditandatangani Agus Chandra Plt. Direktur Utama Kimia Farma Diagnostika pada 16 Agustus 2021

Adapun perubahan harga tes PCR dan Swab Antigen di Kimia Farma yakni harga tes PCR di Kimia Farma turun dari Rp900.000 menjadi Rp500.000, Swab Antigen Reagen Abbott Panbio dari Rp190.000 menjadi Rp125.000, dan Swab Antigen Reagen selain Panbio (Regular) dari Rp190.000 menjadi Rp85.000,.

Meskipun sama-sama mendeteksi Covid-19, terdapat perbedaan antara tes Covid-19 PCR dan Antigen. Dikutip dari beberapa sumber, berikut bedanya:

  • Nama lain

Tes usap atau swab antigen memiliki nama lain tes diagnostik. Sedangkan nama lain Swab PCR (polymerase chain reaction) adalah tes diagnostik, tes virus, tes molekuler, tes amplifikasi asam nukleat atau nucleic acid amplification test (NAAT), rapid test polymerase chain reaction (RT-PCR).

  • Cara kerja

Tes swab antigen mendeteksi protein spesifik dari virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Antigen adalah zat yang yang dapat merangsang imun. Zat ini bisa berupa protein, polisakarida, dll.

Saat terinfeksi virus, tubuh secara alami akan merespons dengan mengeluarkan protein spesifik tertentu. Virus penyebab Covid-19 memiliki beberapa antigen yang sudah dikenali, seperti nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein.

Tes swab antigen dapat melihat keberadaan antigen di dalam tubuh, sehingga bisa diketahui apakah seseorang sedang terinfeksi virus corona atau tidak.

Sedangkan PCR mendeteksi materi genetik virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Tes ini juga dapat mendeteksi fragmen virus bahkan saat seseorang sudah tidak terinfeksi. Teknologi PCR mampu melihat materi genetik virus dengan teknik amplifikasi atau perbanyakan.

Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 memiliki materi genetik yang memiliki rantai tunggal asam ribonukleat (RNA). Pemeriksaan virus jenis ini dilakukan dengan mengubah RNA menjadi asam deoksiribonukleat (DNA) yang memiliki rantai ganda.

Setelah diubah menjadi DNA, materi genetik tersebut diperbanyak lewat alat PCR. Apabila mesin PCR mendeteksi adanya materi genetik virus corona, maka hasil tes dinyatakan positif Covid-19.

  • Metode tes

Tes antigen dilakukan dengan pengambilan sampel cairan pernapasan (lendir) dari hidung atau bagian tenggorokan di belakang hidung dengan alat cotton bud panjang. Sampel tersebut lalu ditempatkan di larutan khusus untuk melihat ada atau tidaknya antigen virus corona.

Hasil tes pemeriksaan kesehatan ini hasilnya bisa diketahui dalam waktu yang relatif cepat, mulai dari 15 menit sampai dengan setengah jam.

Sedangkan, metode tes PCR diawali dengan pengambilan sampel cairan pernapasan atau lendir dari hidung dan tenggorokan dengan alat mirip cotton bud panjang. Terkadang, ada juga sampel yang diambil dari ludah.

Setelah sampel swab diambil, sampel lalu dimasukkan ke dalam wadah steril dan disegel, lalu dikirim ke laboratorium. Setibanya di laboratorium, petugas laboratorium akan melakukan ekstraksi atau mengisolasi materi genetik dari sampel yang sudah diambil.

Setelah diberi bahan kimia yang disebut reagen primer dan probe, sampel lalu dimasukkan ke mesin PCR untuk diproses termal. Yaitu dipanaskan dan didinginkan secara terkontrol untuk mengubah RNA menjadi DNA.

Kemudian, sebagian kecil materi genetik virus SARS-CoV-2 tersebut diperbanyak sampai menghasilkan jutaan salinan DNA.

Selama proses ini, bahan kimia khusus akan mengikat DNA. DNA akan mengeluarkan cahaya fluoresen apabila terdapat virus SARS-CoV-2 dalam sampel. Keberadaan cahaya fluoresen tersebut merupakan sinyal yang dideteksi mesin PCR untuk menafsirkan hasil tes positif Covid-19.

Hasil tes pmeriksaan kesehatan ini hasilnya baru bisa diketahui dalam waktu sehari sampai seminggu, tergantung lokasi dan kapasitas laboratorium.

  • Tingkat akurasi

Tes swab antigen memiliki tingkat akurasi yang tinggi, tapi terkadang masih ada hasil tes negatif palsu jika kadar virus corona di dalam tubuh rendah. Untuk itu, tes swab antigen lebih akurat dilakukan di awal gejala Covid-19 muncul atau saat jumlah virus di dalam tubuh cukup tinggi.

Apabila hasil tes swab antigen meragukan, misalkan hasilnya negatif tapi ada gejala Covid-19, diperlukan tes PCR untuk memastikan ketepatan diagnosis.

Sementara itu, tingkat akurasi lebih tinggi. Tes ini merupakan standar emas atau tes terbaik yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan penjabaran perbedaan swab antigen dan swab PCR di atas, secara garis besar cara mengambilan sampel kedua tes ini sama-sama dilakukan dengan mengambil lendir dari hidung atau tenggorokan.

Namun, tes swab PCR saat ini merupakan pemeriksaan paling andal dan akurat untuk mendeteksi infeksi virus corona atau Covid-19 aktif.

Sementara itu, tes swab antigen yang hasilnya relatif cepat terkadang masih membutuhkan tes swab PCR apabila hasilnya negatif tapi ada gejala Covid-19.