in

Terungkap Makanan Orang di Zaman Romawi Kuno pada 79 M

Bagaimana makanan yang dikonsumsi orang-orang Romawi kuno, yang tinggal di sekitar Gunung Vesuvius sebelum meletus pada 79 M menarik perhatian peneliti untuk mengungkapnya. Peneliti pun mendapatkan jawabannya setelah melakukan studi.

Studi terkait telah dipublikasikan di Science Advances. Peneliti melakukan studi terhadap sisa-sisa manusia yang terkubur di kota kuno Herculaneum, kota selain Pompeii yang mengalami nasib serupa saat letusan Gunung Vesuvius.

Mengutip Gizmodo, Kamis (26/8/2021) meski tak tersisa apapun dalam perut korban letusan Vesuvius, itu tak menghentikan para arkeolog untuk mempelajari makanan orang Romawi kuno tersebut.

Dalam studi tersebut, peneliti melihat isotop dalam kolagen tulang dari 17 orang yang ditemukan di Herculaneum. Jenazah tersebut terdiri dari 11 pria dan enam wanita.

Berdasarkan isotop karbon dan nitorogen dalam sisa-sisa tulang mereka, tim menentukan bahwa laki-laki di Herculaneum makan sekitar 50 persen lebih banyak protein dari makanan laut daripada wanita. Sementara wanita mendapatkan sumber protein mereka dari hewan darat, buah-buahan, dan sayuran.

Menurut arkeolog di University of York, Silvia Soncin, yang sekaligus penulis utama makalah ini, pria seperti itu karena memiliki lebih banyak akses untuk mencari ikan dibandingkan wanita. Mereka pada umumnya memancing dan memegang posisi yang lebih istimewa di masyarakat.

“Kami tak tahu apakah hasil temuan ini khusus untuk wilayah Herculaneum dan Teluk Napoli atau diterapkan pula pada diet Romawi secara umum,” ungkap Soncin.

Terlepas dari itu, hasil studi ini berbeda dari apa yang diperkirakan peneliti sebelumnya. Di mana orang Romawi kuno lebih banyak makan produk tanaman dan hanya sejumlah kecil produk hewani.

Lebih lanjut, peneliti merinci makanan di Teluk Napolo umumnya termasuk roti, minyak zaitun, unggas, hewan buruan, buah-buahan dan sayuran, dan tentu saja ikan.

Berada di dekat laut membuat makanan laut menjadi komponen dari diet mereka.Bahkan hasil laut itu juga diolah menjadi saus ikan yang difermentasikan.

Peneliti lain yang terlibat, Oliver Craig menambahkan bahwa analisis baru ini berarti dapat membantu peneliti mengukur perbedaan pola makan antara individu di Herculaneum dan sekitarnya.

Seperti misalnya perbandingan dengan Pompeii. Ternyata hasilnya menujukkan, dua wilayah ini memiliki diet yang serupa, dengan pria yang lebih banyak makanan laut dibandingkan wanita.

“Hasil kami untuk Pompeii, bersama dengan temuan baru untuk Herculaneum ini, menunjukkan stabilitas nutrisi yang relatif di daerah sekitar Vesuvius dan melanjutkan tradisi diet Mediterania,” beber Maciej Henneberg, antropolog forensik dari University of Adelaide, Australia.