Gerhana bulan adalah suatu fenomena alam yang terjadi ketika Bumi terletak dalam satu garis lurus di antara bulan dan matahari. Selain itu, gerhana bulan terjadi ketika bulan berada dalam fase purnama dan melewati bayangan Bumi.
Dalam kondisi ini, bulan seolah-olah menghilang karena gelap dan tidak memantulkan cahaya ke Bumi. Pasalnya, matahari tidak bisa memancarkan sinarnya ke bulan karena terhalang oleh Bumi.
Fenomena gerhana bulan ini kerap dinantikan karena penampakannya yang indah. Gerhana bulan juga bisa disaksikan secara langsung dengan mata telanjang karena tidak berbahaya bagi kesehatan mata.
Lalu bagaimana proses terjadinya gerhana bulan?
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut adalah tahap-tahap proses terjadinya gerhana bulan, mulai dari P1 hingga P4.
- P1 – Menunjukkan posisi bulan ketika mulai memasuki daerah penumbra. Penumbra adalah bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana bulan. Biasanya, dalam posisi ini, mata sulit membedakan antara sudah memasuk fase gerhana atau belum.
- U1 – Menunjukkan posisi bulan ketika mulai memasuki daerah umbra. Umbra adalah bagian yang sangat gelap pada saat terjadi gerhana bulan dan merupakan bayangan inti yang berada di tengah
- U2 – Menunjukkan posisi seluruh permukaan bulan yang sudah memasuki daerah umbra. Biasanya, dalam posisi ini, bulan sudah relatif mudah dilihat oleh mata telanjang.
- Greatest – Menunjukkan puncak gerhana, yakni kondisi maksimal saat Bulan tertutup oleh Bumi.
- U3 – Menunjukkan posisi bulan yang sudah mulai keluar dari daerah umbra.
- U4 – Menunjukkan posisi bulan yang sudah lepas, keluar dari daerah umbra. Dalam posisi ini, wajah bulan sudah mulai tampak normal, namun kecerahannya masih belum tampak jelas. Ini disebabkan oleh posisi bulan yang masih dalam fase gerhana penumbra.
- P4 – Menunjukkan posisi bulan yang sudah lepas, keluar dari daerah penumbra. Dalam posisi ini, proses gerhana bulan sudah berakhir.