in

Perubahan Iklim Buat Bumi Semakin Redup Selama Bertahun-tahun

Ilustrasi. Foto: MNC Media

Para peneliti menyatakan Bumi semakin meredup selama bertahun-tahun yang diakibatkan perubahan iklim. Hal itu diungkap para ilmuwan dari Big Bear Solar Observatory di California, Amerika Serikat.

Para ilmuwan menyatakan sudah mempelajari hal itu dan melakukan pengukuran siklus matahari dan tutupan awan selama 20 tahun terakhir. Mereka mengamati fenomena yang dikenal sebagai earthshine.

Menurut Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA), fenomena tersebut terjadi ketika wajah gelap Bulan menangkap pantulan cahaya Bumi dan mengembalikan cahaya itu. Kekuatan eartshine bervariasi karena cahaya yang dipantulkan dari Bumi juga berbeda.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal AGU Geophysical Research Letters menemukan terjadi penurunan yang signifikan dalam reflektansi Bumi, atau albedo, selama dua dekade terakhir.

Albedo adalah sebuah besaran yang menggambarkan perbandingan antara sinar Matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa dengan terjadi perubahan panjang gelombang.

Seperti dilansir Stuff, para peneliti mengatakan saat ini Bumi memantulkan cahaya sekitar setengah watt lebih sedikit per meter persegi daripada 20 tahun lalu. Sebagian besar penurunan terjadi dalam tiga tahun terakhir.

“Penurunan albedo sangat mengejutkan kami ketika kami menganalisis data tiga tahun terakhir setelah 17 tahun albedo yang hampir datar,” kata peneliti Institut Teknologi New Jersey, Philip Goode, yang merupakan peneliti utama dalam studi tersebut.

Para ilmuwan menggunakan data satelit untuk mengukur faktor yang mendorong cahaya Bumi meredup. Daratan, es, awan, dan lautan terbuka semuanya memiliki tingkat reflektifitas berbeda yang berkontribusi terhadap cahaya bumi, seperti dilansir Gizmodo.

Perubahan yang diamati pada albedo Bumi tidak berkorelasi dengan perubahan periodik dalam kecerahan Matahari, yang berarti itu disebabkan oleh sesuatu yang lain.

Para ilmuwan kemudian melihat penurunan tutupan awan yang cerah dan reflektif di atas Samudra Pasifik timur dalam beberapa tahun terakhir khususnya di pantai barat Amerika Utara dan Selatan.

Perubahan iklim telah meningkatkan panas di mana-mana, termasuk di lautan. Itu bisa mengurangi tutupan awan di wilayah tersebut.

Saat ada banyak tutupan awan, sinar matahari dipantulkan kembali ke angkasa, sebaliknya, ketika lebih sedikit awan, lebih banyak sinar matahari yang masuk.

“Penurunan albedo baru-baru ini dikaitkan dengan pemanasan Pasifik timur, yang diukur untuk mengurangi tutupan awan dataran rendah,” tulis para ilmuwan dalam penelitian mereka.