Satrio Adi Nugroho yang merupakan lifter lifter Indonesia, sukses meraih medali emas untuk angkatan snatch. Pencapaian itu sekaligus memecahkan rekor dunia di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (6/10/2021) waktu setempat.
Rekor yang Satrio pecahkan itu di kelas 55 kg dengan angkatan snatch terbaik 111 kg. Satrio yang merupakan lifter lapis dua Pelatnas PABSI Kwini yang dibina sejak dua tahun lalu ini, sebelumnya tidak diperhitungkan di kelasnya. Namun, ia mampu tampil mengejutkan dan menyaingi para pesaingnya.
Lifter asal Jawa Barat itu, langsung menggebrak dan mengejutkan lawan-lawannya dengan berhasil mengangkat beban seberat 101 kg pada angkatan snatch pertamanya.
Namun, pada angkatan kedua ia gagal ketika mencoba angkatan seberat 107 Kg. Pada kesempatan ketiga, Satrio mencoba menaikkan berat angkatannya menjadi 111 kg dan berhasil sekaligus memecahkan rekor dunia remaja.
Ia memecahkan rekor milik lifter Vietnam, Do Tu Tung yang diciptakan pada 15 February 2020 lalu di Tashkent, Uzbekistan, dengan angkatan 110 kg.
Sayangnya, torehan positif itu tak berlanjut pada tiga angkatan clean & jerk. Satrio gagal meraih hasil terbaik dalam adu angkatan itu, setelah tiga kali percobaan 127 kg dan 128 kg tidak berhasil diatasinya.
Pelatih Kepala Tim Angkat Besi Indonesia, Dirdja Wihardja tetap mengapresiasi perjuangan para atletnya, terkhusus Stario yang menurutnya sudah maksimal.
“Ia sempat nervous ketika tampil di clean & jerk. Padahal dalam latihan sehari-hari, ia sanggup mengangkat beban seberat 140 kg. Ini merupakan pengalaman pertamanya tampil di kejuaraan level dunia, wajar jika ia agak grogi. Tapi perjuangan Satrio sudah maksimal,” kata Dirdja dalam keterangan tertulisnya.
“Tapi yang pasti mampu membuat kejutan, karena tidak diperhitungkan, ” ujarnya.
Untuk angkatan clean & jerk ini, lifter Thailand Patsapong Thong Suk meraih emas usai mengangkat angkatan seberat 124 kg. Posisi kedua lifter Turki, Ertugul Secgin dengan angkatan 123 kg, serta ketiga lifter Rusia, Roman Danilov (119 kg).
Sementara itu, lifter Indonesia lainnya yakni Najla Khoirunnisa meraih tiga medali perunggu di kelas 45 kg putri.
Tiga medali perunggu dipersembahkannya dari angkatan snatch, clean & jerk, serta total angkatan. Pada angkatan pertama di nomor snatch, Najla berhasil mengangkat beban seberat 62 kg. Tapi ia kemudian gagal di percobaan kedua dan ketiga gagal setelah mencoba mengangkat 65 kg dan 66 kg .
Medali emas untuk angkatan snatch ini direbut lifter Filipina, Rosa Jean Ramos, usai membukukan angkatan terbaik 67 Kg, sedangkan perak diraih lifter Ruth S Fuentefria(Spanyol) dengan angkatan 63 Kg.
Sedangkan di angkatan clean & jerk, Najla juga meraih perunggu dengan angkatan terbaik 80 kg, meski catatan angkatannya sama dengan lifter Filipina peraih perak Rosa Jean Ramos 80 kg, namun Rosa terlebih dahulu berhasil mengangkat beban tersebut. Sedangkan Najla berhasil mengangkat beban itu pada kesempatan kedua.
Medali emas untuk angkatan clean & jerk diraih lifter Polandia, Oliwia W Drzazga dengan angkatan terbaik 85 Kg.
Untuk Total Angkatan, Najla meraih perunggu dengan mengemas angkatan 142 kg, perak lifter Polandia, Oliwia W Drzazga(143 kg), serta emas direbut lifter Filipina, Rosa Jean Ramos (147 kg).