Ban tanpa udara memberi sejumlah manfaat mulai dari tidak perlu khawatir soal tertusuk paku dan tambal ban hingga berkontribusi positif buat lingkungan hidup. Hal ini bisa jadi sebelumnya tak pernah terpikirkan sejak ban bertekanan udara (pneumatic) ditemukan pada 1888.
Teknologi ban yang dinamakan non-pneumatic ini telah dikembangkan oleh berbagai produsen ban top dunia serta sudah menarik perhatian berbagai kalangan termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk kebutuhan militer.
Produsen ban seperti Bridgestone dan Michelin telah memiliki desain ban tanpa udaranya masing-masing. Namun Michelin sedang unggul dalam persaingan inovasi ini sebab mereka sudah menyatakan akan mulai memproduksi ban tanpa udara bernama Unique Puncture-proof Tire System (Uptis) mulai 2024.
Nah, berikut ini beberapa kelebihan ban tanpa udara yang belum banyak orang tahu:
- Tidak perlu tambal ban
Tanpa udara berarti tidak akan ada kebocoran seperti risiko ban pneumatic. Bentuk ban tanpa udara tetap lingkaran sebab ditopang struktur khusus yang juga berfungsi meredam getaran dan hantaman permukaan jalan.
Teknologi seperti ini mungkin bisa jadi musuh bagi profesi tukang tambal ban yang banyak berada di Indonesia. Inovasi ini juga barangkali mengancam oknum penyebar ranjau paku yang mendapat keuntungan jika pengemudi apes ban kendaraannya bocor.
Tanpa takut bocor dapat membuat pengemudi merasa lebih aman saat berkendara, bahkan saat melindas objek-objek tajam atau keras di jalan.
- Tidak perlu ban serep
Jika pada saatnya nanti ban tanpa udara sudah bisa diandalkan secara komersial, maka mobil bisa saja tak perlu lagi membawa ban serep.
Hal ini bisa memengaruhi desain mobil karena tanpa ban cadangan berarti lebih banyak ruang yang bisa dimanfaatkan. Selain itu minus ban cadangan artinya beban mobil menjadi lebih ringan dan energi yang dikeluarkan untuk berkendara menjadi lebih sedikit atau dengan kata lain konsumsi bahan bakar bisa berkurang.
- Mengurangi emisi karbondioksida
Dilansir dari Bridgestone, 90 persen energi yang dikeluarkan mobil hilang dalam putaran ban setiap terjadi perubahan bentuk akibat mengikuti kontur jalan.
Maka itu penggunaan ban tanpa udara dengan struktur yang lebih sederhana disebut dapat memangkas persentase kehilangan energi tersebut. Efisiensi energi ini akan membantu mobil merendahkan emisi gas karbondioksida yang dibuang melalui knalpot.
- Berkurangnya limbah ban
Michelin menjelaskan penggunaan teknologi ban tanpa udara akan mengurangi jumlah limbah ban secara signifikan.
Michelin mencatat setiap tahun terdapat limbah ban seukuran 200 kali Menara Eiffel yang merupakan hasil dari ban rusak karena bocor atau kehilangan tekanan, serta penggunaan ban yang tidak biasa.
Mengganti ban konvensional dengan ban tanpa udara dikatakan dapat mengurangi angka limbah tersebut.
- Lebih produktif
Pengguna kerap kehilangan waktu kala mengganti ban yang bocor atau sekadar kempis. Selain itu sejumlah perawatan seperti mengecek tekanan juga dapat menyita waktu pengguna.
Ban tanpa udara tak perlu diperlakukan demikian jadi pengguna bisa mengabaikan hal-hal tersebut sehingga bisa lebih produktif dalam aktivitasnya.