in

Salah Pakai Serum Justru Bikin Tidak Optimal

Ilustrasi pakai serum.

Serum merupakan produk skincare yang kini menjadi primadona bagi para wanita. Mengandung berbagai kandungan bahan aktif dengan manfaat yang menggiurkan.

“Umumnya serum mengandung bahan aktif dengan presentase cukup tinggi, teksturnya ringan, bertujuan untuk memaksimalkan efek bahan,” kata Indah Widyasari, dokter spesialis kulit dan kelamin, seperti dilansir CNN Indonesia.

Walau bahan aktif dinilai cukup ampuh, nyatanya serum bisa kurang maksimal memberikan manfaat. Hal ini tidak selalu berarti produk yang kamu gunakan tidak bagus. Kemungkinan ada kesalahan penggunaan serum yang membuat efeknya tidak optimal. Berikut uraiannya.

Asal pakai serum

Kunci penggunaan serum adalah mengenal jenis kulit dan paham kandungan atau bahan aktif pada serum. Sayangnya orang menggunakan serum hanya karena tergoda manfaat tanpa lebih dulu mengenal jenis maupun kebutuhan kulit.

Padahal beda bahan aktif, beda pula fungsinya. Bahan-bahan dengan fungsi pencerah atau brightening saat ini memang jadi idola seperti vitamin C, alpha arbutin, juga licorice.

“Untuk antiaging ada retinol, bakuchiol. Kulit berminyak bisa mencari bahan asam salisilat, niacinamide,” kata Indah.

Mementingkan kandungan bahan aktif yang tinggi

Penting untuk memastikan serum yang digunakan apakah sudah terdaftar di BPOM.

“Serum sudah memiliki kandungan aman, batasannya aman, sudah diatur yang boleh dimasukkan, kandungannya berapa. Kalau bahan aktif berlebihan akan meningkatkan reaksi [sensitivitas kulit] saat digunakan jangka panjang,” Indah menjelaskan.

Indah memberikan contoh, biasanya vitamin C kadarnya 5-15 persen. Kemudian AHA (glycolic acid) di 4-8 persen. Sementara Asam salisilat (salycilic acid) umumnya tidak melebihi 2 persen. Jika bahan-bahan ini kandungannya terlalu tinggi, efeknya justru akan timbul reaksi iritasi juga sensasi ‘stinging’ (pedas).